Panyabungan (HayuaraNet) – Nama Zubaidah Nasution belakangan seiring terdengar berbanding lurus dengan kinerja yang dia tunjukkan sebagai anggota DPRD Mandailing Natal (Madina). Perempuan kelahiran Sipolupolu 48 tahun silam ini merupakan salah satu wakil rakyat yang sering bersuara, utamanya masalah pendidikan, kekerasan terhadap perempuan dan anak serta peluang perempuan dalam pembangunan daerah.
Zubaidah tak hanya asal bicara. Komentar-komentar yang dia sampaikan di media akan ditindaklanjuti dengan perbuatan. Dulu saat didapuk sebagai ketua Komisi I DPRD Madina, dia beberapa kali turun ke lapangan untuk mengecek persoalan atau pengaduan dari masyarakat yang berhubungan dengan komisinya maupun keluhan masyarakat.
Sebelumnya, lulusan Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta ini pernah melakukan pendampingan intens terhadap anak yang mengalami kekerasan seksual. Baginya, kekerasan seksual, terlebih yang menimpa anak, seharusnya tidak punya tempat di tengah-tengah masyarakat.
Perempuan yang juga mengemban amanah sebagai ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) pada masa-masa awal dilantik sebagai wakil rakyat dari dapil V Madina-meliputi Kecamatan Siabu, Panyabungan Utara, Bukit Malintang, dan Naga Juang-mengaku berani mengambil langkah masuk politik untuk menyuarakan aspirasi kaum perempuan.
Pengakuan itu bukan sebatas janji-janji politik. Dalam perjalanannya sebagai anggota DPRD beberapa kali dia membuktikan ucapan tersebut. Zubaidah kerap mengandalkan kaum perempuan dalam kegiatan-kegiatan yang dia laksanakan. Bahkan dalam setiap reses, ibu empat anak ini terlihat selalu dikelilingi perempuan berbaju kuning (anggota KPPG).
Hadiah Tak Terduga
Bagi Zubaidah, menjadi anggota DPRD bukanlah perkara prestise semata, tapi bentuk pengabdian dan aplikasi karya kekaryaan. Sebagai kader Partai Golkar, lulusan SMPN 1 Panyabungan ini paham menerjemahkan filosofi dan doktrin Partai Beringin untuk selalu hadir di tengah-tengah masyarakat yang mebutuhkan.
“Pintu rumah saya selalu terbuka untuk masyarakat,” katanya dalam setiap reses.
Dalam beberapa kesempatan reses, anak ketujuh dari sembilan bersaudara ini selalu memberikan hadiah tak terduga kepada masyarakat. Dia tak pandang bulu, jua tak peduli ada atau tidak suaranya di tempat reses yang dipilih. Ketika masyarakat menyampaikan aspirasi dan dia sanggup menyahuti aspirasi itu, tanpa tedeng aling-aling akan segera merealisasikannya.
Misalnya, waktu reses di Desa Hutaraja, Kecamatan Siabu, Mei 2022, Zubadiah langsung menyahuti permintaan kaum ibu pengajian untuk pengadaan perlengkapan kelompok tersebut.
“Nanti kalau ditunggu-tunggu takutnya lupa,” ujarnya waktu itu.
Hal serupa dia lakukan saat reses di Desa Rumbio, Kecamatan Panyabungan Utara. Alumni SMAN 1 Panyabungan ini secara langsung memberikan bantuan renovasi atap MDTA setempat dan memberikan bantuan dana bagi kaum ibu untuk pembelian perlengkapan masak.
“Reses ini hak masyarakat, biarlah mereka turut menikmati APBD itu,” sebutnya.
Zubaidah tak melulu menyerahkan bantuan uang tunai, dia pun tak segan-segan mencari solusi permasalahan yang dikeluhkan masyarakat. Saat itu masuk masa pelaksanaan reses III tahun sidang 2021-2022. Zubaidah memilih reses di Desa Tambiski, Kecamatan Nagajuang. Di tengah reses masyarakat meminta ketua KPPG ini menyampaikan kepada pemerintah agar segera memperhatikan saluran irigasi di tempat mereka.
Mengingat warga Tambiski rata-rata petani, Zubaidah langsung menanggapi aspirasi itu dengan mengecek ke lapangan untuk mencari sumber masalah. Dia pun langsung berkoordinasi dengan pemerintah daerah, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi.
Sebagai seorang perempuan, tentu dia tahu bagaimana peranan seorang ibu. Itu pula yang dia tunjukkan saat mengunjungi Kecamatan Hutabargot. Selain memberikan bantuan pembelian perlengkapan sepak bola untuk anak muda, bendahara DPC Khusus Ikanas ini membacakan puisi berjudul “Ibu”. Sambil merangkul beberapa kaum ibu, satu per satu bait puisi keluar dari mulutnya. Suasana sempat haru, sebelum ditutup tepuk tangan meriah. Puisi itu sengaja dia ciptakan sebagai bentuk penghargaan bagi kaum ibu.
Dewasa dalam Berpolitik
Barangkali tidak ada yang menyangka Zubaidah akan melakukan banyak hal di gedung DPRD. Selain vokal, dia juga tak mau tinggal diam ketika ada persoalan yang mencuat di tengah masyarakat. Terlebih ada surat aduan masuk. Sepanjang menduduki jabatan ketua Komisi I, dia beberapa kali menggelar rapat dengar pendapat (RDP).
Ketika seleksi PPPK gelombang pertama, Dinas Pendidikan hanya membuka satu formasi untuk guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Saat itu ada lebih dari 70 guru PAI yang lulus passing grade. Mengetahui hal itu, dia pun langsung memanggil kadis Pendidikan saat itu, Arbiuddin Harahap.
Dalam RDP yang turut dihadiri Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) itu, kadis Pendidikan berjanji akan mengusulkan 350 formasi guru PAI untuk seleksi PPPK tahun 2022. Dari jumlah tersebut diakomodasi pihak pemerintah pusat sebanyak 280 formasi.
Meskipun acap melakukan RDP dan bersuara ketika merasa kebijakan pemerintah tidak menggambarkan keberpihakan kepada masyarakat, perempuan yang akrab disapa Adek ini bukan tak tahu cara mengapresiasi. Beberapa kali dia hadir dan menyampaikan apresiasi atas kinerja baik pemerintah.
“Yang salah harus ditunjukkan, yang bagus diapresiasi,” terangnya saat berbincang beberapa waktu lalu.
Profil Singkat
Zubaidah Nasution dilahirkan di Sipolupolu, 15 Desember 1974. Dia memulai pendidikan di TK Bhayangkari. Kemudian duduk di bangku SD Inpress Sipolupolu. Usai menyelesaikan pendidikan SD, Adek melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Panyabungan dan dilanjutkan ke SMAN 1 Panyabungan.
Zubaidah memutuskan kuliah di ibu kota Jakarta. Dia menhabiskan masa kulian di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta. Dibekali ilmu jurnalis, Zubaidah sempat mencoba terjun ke dunia jurnalistik meski tak bertahan lama. Perempuan yang dikenal ceplas-ceplos ini menikah dengan pria pujaannya. Pernikahan mereka dikaruniai satu anak perempuan dan tiga laki-laki. Sebelum terjun ke dunia politik dan terpilih menjadi anggota DPRD, Zubaidah menekuni bisnis dengan berdagang. (*)
*Tulisan ini telah terbit di Koran Beritahuta Edisi 1 dengan Judul “Zubaidah Nasution: Srikandi Golkar dengan Empati Tinggi“
HayuaraNet melahirkan kanal Passion dengan mengedepankan profil bisnis, tokoh politik, personalia, dan lain sebagainya. Silakan kontak kami jika tertarik produk atau profil Anda dimuat di kanal ini.