Kotanopan (HayuaraNet) – Sebagai tindak lanjut rapat dengar pendapat (RDP) dengan korwil Dinas Pendidikan beberapa waktu lalu, Komisi I DPRD Mandailing Natal (Madina) melakukan tinjauan lapangan ke SMP Negeri 4 Kotanopan, Desa Singengu Jae, Rabu (24/8).
Dalam tinjauan Ketua Komisi I Zubaidah Nasution dan anggota komisi Zainal Abidin dan staf Komisi I langsung diterima oleh Korwil VIII Kotanopan Hj. Wahdeni Nasution, Kepala SMPN 4 Abdul Rahman, dan Bendahara Sayuti Hamidi Lubis.
Zubaidah Nasution menerangkan, tinjauan ini sudah terjadwal dan sempat tertunda 2 kali karena ada peringatan HUTRI dan baru bisa dijalankan oleh 2 orang anggota komisi.
“Kawan-kawan yang lain sedang ada urusan partai dan urusan lain, tapi dalam tinjauan berikutnya kita pastikan anggota Komisi I yang lain akan turut serta,” terangnya.
“Kemarin itu kita RDP dengan pihak Dinas Pendidikan, dalam hal ini korwil. Jadi, kita ingin hadir langsung di sekolah untuk mengetahui situasi dan kondisi sekolah yang ada di Madina,” lanjut Zubaidah.
Anggota DPRD dari Fraksi Golkar ini menambahkan, kedatangan para legislator ke SMPN 4 juga untuk mengecek kesesuaian RKAS dengan kondisi riil sekolah.
“Di RKAS itu ada yang menurut kita janggal. Kita juga ingin melihat persiapan sekolah dalam mengikuti kurikulum merdeka belajar,” jelasnya.
Ketua KPPG ini menegaskan, Komisi I akan terus melakukan tinjauan lapangan ke setiap korwil yang ada di Madina.
Sementara itu Zainal Abidin mengutarakan, pendidikan Madina dalam beberapa waktu belakangan menjadi sorotan masyarakat karena berbagai persoalan yang muncul.
“Kemarin itu ada kasus SD Silogun, SD Padang Bulan dan beberapa kasus lain. Kita ingin mengetahui persoalan-persoalan yang muncul di sekolah-sekolah yang ada di Madina,” terang Ketua Partai Nasional Demokrat (Nasdem) ini.
Kepala Sekolah Abdul Rahman mengungkapkan rasa berterima kasih atas kunjungan wakil rakyat tersebut.
“Kita senang didatangi seperti ini, selain menunjukkan kepedulian anggota DPRD juga kita bisa secara langsung menyampaikan persoalan yang kita hadapi di sekolah ini,” katanya.
Abdul Rahman menjelaskan, sekolah yang ia pimpin dulunya adalah SKKP sehingga banyak ruang kosong yang tidak terpakai.
“Luas sekolah kita 3 (tiga) hektare, kita harap pemerintah memberikan perhatian lebih atau mengubah sekolah ini menjadi semacam sekolah islam terpadu sehingga alat-alat yang tinggal seperti mesin jahit dan tata boga serta bangunan yang kosong bisa kita gunakan,” harapnya.
SMPN 4 Kotanopan saat ini hanya memiliki siswa sebanyak 112 orang. Dengan luas tanah yang mencapai 3 hektare kondisi sekolah tersebut terlihat seperti tertinggal akibat banyaknya ruangan yang tidak dipergunakan. (RSL)