Tersinggung dengan Pemberitaan Wartawan, Wabup Madina Tak Tutup Kemungkinan Somasi Media

Panyabungan (HayuaraNet) – Wakil Bupati Mandailing Natal (Madina) Atika Azmi mengaku merasa tersinggung dengan pemberitaan yang menyebut dirinya melarang wartawan melakukan peliputan saat menerima pengunjuk rasa pada Rabu (18/10) lalu di Ruang Asisten II Bidang Pembangunan dan Perekonomian.

Hal itu disampaikan wabup Madina saat menyampaikan bantahan kepada beberapa wartawan di ruang kerjanya, Kompleks Perkantoran Payaloting, Desa Parbangunan, Panyabungan, Jumat (20/10).

“Saya tidak ada melarang, siapa yang melarang. Kalau petugas Satpol PP yang mengatakan seperti itu, bukan dari mulut saya. Bahkan saya pun sudah meminta kode agar kegiatan tersebut didokumentasikan,” katanya dilansir dari tanganrakyat.id dengan judul Ini Klarifikasi Atika Terkait Dugaan Larangan Wartawan Meliput.

Dia mengaku tak pernah menyampaikan pelarangan secara langsung. Bahkan, dia menyebut telah meminta ajudan untuk merekam dan mendokumentasikan pertemuan yang tertutup itu.

Akibat pemberitaan itu, dia merasa seolah berjarak dengan wartawan dan menilai wartawan sengaja mencari-cari kesalahan dirinya. Atas hal itu, dia pun menekankan tak tertutup kemungkinan akan melakukan somasi kepada media yang demikian. “Saya tak ingin membuat jarak dengan wartawan,” tegasnya.

Dalam pertemuan dengan beberapa wartawan itu, wabup Madina mengungkapkan telah menjelaskan hal-hal yang dipertanyakan mahasiswa. Termasuk ketidaktahuan dirinya terkait anggaran penanganan stunting di Bumi Gordang Sambilan.

“Saya jelaskan untuk anggaran, karena saya bukan pengguna anggaran, maka saya tidak tahu sama sekali,” terangnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan posisinya sebagai ketua tim Percepatan Penanganan Stunting bukan atas kehendak atau permintaannya. “Coba lihat di mana-mana. Ketua tim penanganan stunting itu, kalau tidak wakil bupati pasti wakil walikota,” jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, wabup Madina menerima aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Madina yang berunjuk rasa di ruang Asisten II, Rabu (18/10) sore.

Sesuai janji wabup, dia akan menerima mahasiswa yang demo pukul 15.00 WIB. Terlihat, sebagian mahasiswa masuk ke ruangan tersebut dan sisanya berdiri di luar ruangan.

Para jurnalis yang sejak awal menantikan pertemuan ini ternyata tak diberi kesempatan untuk meliput secara langsung. “Belum ada perintah,” kata salah seorang personel Satpol PP yang berjaga di pintu ruangan.

Usai memasukkan sejumlah mahasiswa, personel tersebut menutup pintu ruangan. (RSL)

Mungkin Anda Menyukai