Panyabungan (HayuaraNet) – Tanpa basa basi Sudirman menyiram Farida Khairani dengan air keras. Kejadian tersebut terjadi di Desa Hutabangun, Kecamatan Bukitmalintang, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut, Selasa (9/5) pagi.
Akibat dari perbuatan Sudirman tersebut, Farida terpaksa menjalani perawatan di Instalasi Gawad Darurat RSUD Panyabungan.
Berdasarkan penuturan korban, pagi tadi tiba-tiba saja Sudirman menghampiri Farida dan langsung menyiram wajahnya dengan air keras yang dibawa pelaku.
Farida diketahui berasal dari Desa Bange Nauli Kecamatan Bukit Malintang belakangan ini menetap di Kota Tebing Tinggi. Sedangkan Sudirman diketahui penduduk Desa Hutabangun Kecamatan Bukit Malintang.
Farida pun saat ini sedang mendapat perawatan medis di instalasi gawat darurat RSUD Panyabungan.
Ia menceritakan kejadian yang ia alami itu berawal dari kedatangan Sudirman tiba-tiba menghampirinya
“Kejadiannya tadi pagi, tiba-tiba Sudirman datang dan menyiram saya dengan air keras dalam botol Aqua, saya tidak bisa berbuat apa-apa. Yang kena muka dan tangan saya,” katanya melansir MohgaNews.
Mendapatkan perlakuan seperti itu, Farida terjatuh sehingga punggungnya sakit.
Menurut Farida, kejadian tersebut dilatarbelakangi sengketa tanah antara korban dan pelaku yang telah selesai di pengadilan. Namun, korban dinilai tidak terima dengan hasil putusan.
“Putusan pengadilan sudah keluar dan menyatakan saya menang. Mungkin dia dendam tidak mau menerima kekalahan putusan tersebut,” tegasnya.
Korban berharap pihak Polres Madina bergerak cepar menangkap pelaku karena menilai perbuatan Sudirman sudah tidak manusiawi.
“Mohon segera ditangkap pelakunya. Ini saja harapan saya kepada Pak Kapolres dan jajaran,” pintanya.
Amrul Hadi Pulungan, salah satu warga Malintang yang turut mendampingi Farida selama kasus tersebut berjalan membenarkan sengketa telah selesai di pengadilan.
“Kalau tak salah, enam bulan lalu putusan pengadilan sudah resmi bahwa Farida menang dalam sengketa lahan itu,” ujarnya.
Amrul menerangkan, Sudirman di wilayah Malintang dan Bamge dikenal sebagai sosok yang arogan.
“Kami minta Polisi tegas untuk mengamankan pelaku sebelum keluarga korban datang dari Tebing maupun dari daerah lainnya,” pungkas Amrul. (RSL)