Tambangan (HayuaraNet) – Tanggul sungai Aek Tambangan yang rusak sejak lima tahun lalu hingga hari ini belum diperbaiki. Akibatnya, selama itu warga di Desa Tambangan Tonga, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), tak turun ke sawah. Sungai tersebut merupakan sumber air bagi persawahan di areal itu.
Ahmad Saikhu, ketua Kelompok Tani Sepadan mengatakan, jebolnya tanggul itu membuat aliran air ke persawahan tidak berfungsi. “Ada sekitar 15 hektare lahan persawahan warga tidak dapat jatah air dari sungai itu. Alhasil, para pemilik lahan memilih tidak menanam padi,” katanya, sebagaimana dimuat Mandailing Online, Jumat (03/05).
Dia menerangkan, panjang irigasi ada sekitar satu kilometer. Dulunya, saluran air ke persawahan berjalan dengan baik. “Jadi, harapan kami tanggul itu kembali diperbaiki,” tuturnya.
Dia menilai, agar warga kembali bisa bersawah sebagaimana dulunya, Dinas Pertanian Madina bisa mengalokasikan anggaran pembuatan ulang atau perbaikan tanggul. “Sehingga ketahanan pangan, khususnya di Kecamatan Tambangan bisa terjaga,” jelasnya.
Pihaknya, lanjut Saikhu, tidak tinggal diam. Mereka telah menyiapkan proposal pengajuan pembangunan tanggul kepada dinas terkait. “Rencananya, dalam waktu dekat kami akan menjumpai kepala Dinas Pertanian untuk koordinasi sekaligus pengajuan proposal,” ungkapnya.
Sebagai bentuk dukungan lain, Kelompok Tani Sepadan pun siap mendampingi tim dari Dinas Pertanian ketika turun ke lokasi. “Ini tujuannya agar jelas duduk permasalahan yang dialami petani,” pungkas Saikhu. (RSL)