Panyabungan (HayuaraNet) – Mahasiswa Program Pendidikan (Prodi) Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Mandailing Natal (Madina) dalam rangka studi lapangan memilih mengunjungi Kampoeng Kaos Madina (KKM) di Jl. Jambu Kelurahan Sipolu-polu, Kecamatan Panyabungan, Sabtu (30/9).
Dosen pembimbing Nurintan Siregar, ME menjelaskan pemilihan KKM bukan tanpa dasar. Dia menilai, perusahaan di bidang konveksi yang mengedepankan kearifan lokal itu bisa mewakili fokus studi mahasiswa saat ini, yakni produksi.
“Pada semester ini saya mengampu mata kuliah Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi dan bertepatan pembahasannya produksi. Kami pikir sangat tepat kalau langsung melihat prakteknya dan salah satu produksi terbesar itu, kan, adanya di Kampoeng Kaos Madina,” kata Nurintan.
Pada awal diskusi, Nurintan mengaku takjub dengan keberadaan KKM dengan segala alat produksinya. Menurutnya, butuh modal dan kemauan luar biasa untuk bisa mengembangkan usaha seperti ini.
Sementara itu, pemilik KKM Sobir Lubis menjelaskan inspirasi awal berdirinya usaha tersebut. Katanya, KKM berdiri tahun 2008 dan berselang tiga tahun kemudian (2011) menjadi CV.
Anggota DPRD Madina ini menjelaskan, awalnya dia hanya fokus pada produksi kaos. “Saya ingin mengenalkan keindahan alam Madina, kekayaan budaya dan bahasa Mandailing kepada dunia luar, dan medianya adalah kaos,” terangnya.
Sobir memaparkan, inspirasi bisnis yang digeluti belasan tahun ini bermula saat kunjungan ke luar kota. Dia menerangkan, kota-kota di daerah lain memiliki oleh-oleh khas yang bisa dibawa pengunjung saat pulang kampung.
“Dari kunjungan itu, saya tangkap peluang. Apa oleh-oleh khas yang bisa dibawa orang yang datang ke Madina dan tahan lama atau tidak habis. Lalu, saya pilih produksi kaos,” terang lulusan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ini.
Dalam diskusi itu, Sobir banyak memberikan motivasi membangun usaha kepada mahasiswa yang hadir. Salah satunya adalah keyakinan untuk memulai. “Sukses bukan ketika sampai ke puncak, tapi ketika jatuh bisa bertahan dan bangkit,” sebutnya.
Mahasiswa dari STAIN pun tak melepas kesempatan untuk belajar banyak dari pengusaha yang juga eksis di dunia politik ini. Beberapa pertanyaan yang muncul antara lain, kendala modal yang sedikit, persaingan di tengah sistem online, dan resep bisnis.
Terkait keberadaan pasar online, Sobir menjelaskan terbangunnya sistem online membuat akses penjualan dengan pembeli lebih dekat. Artinya, ada improvisasi pebisnis untuk meningkatkan pangsa pasar.
Untuk itu, pengusaha yang belum menggunakan sistem online harus pula melakukan improvisasi serupa sehingga kenyamanan dan kualitas barang yang dijual setara dengan barang online serta harga yang bersaing. “Jangan lupa untuk membuat packaging yang bagus dan menarik,” lanjut ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Madina ini.
Di tengah-tengah diskusi, Sobir menyampaikan pesan moral tentang pentingnya menghormati ibu. Sobir yakin, doa ibu akan mengantarkan anak-anaknya untuk sukses.
Terkait persaingan usaha yang ditanyakan mahasiswa, Sobir justru berharap lebih banyak pengusaha serupa di Madina, utamanya dari kalangan kaum muda. Keberadaan pesaing, tambah Sobir, mau tak mau akan mendorong pengusaha untuk terus berinovasi.
Di akhir diskusi, Muhammad Yusuf Batubara, salah satu mahasiswa, mengaku kagum dengan keberadaan Kampoeng Kaos Madina, mengingat hal seperti ini umumnya ada di daerah-daerah industri.
Sementara ketua Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah yang berkunjung Andrian menangkap ada tiga poin penting dari pertemuan kali inj, yakni modal utama bisnis adalah keberanian, kesuksesan tidak diukur saat orang di atas, dan pentingnya menghormati ibu untuk mencapai kesuksesan.
“Kami, para mahasiswa sangat excited mengikuti pembelajaran hari ini. Kunjungan ini memberikan pengalaman dan motivasi bagi kami. Ujung-ujungnya dari pendidikan kami adalah bisnis,” jelasnya.
Dia mengaku beruntung bisa mendapatkan banyak pelajaran dari pemilik KKM. “Kata-kata yang cocok sangat beruntung,” tutupnya.
Usai diskusi, mahasiswa dan pemilik KKM foto bersama. Dalam kesempatan itu, Nurintan memberikan piagam penghargaan atas kesediaan Sobir Lubis menerima dan berbagi pengalaman dengan mahasiswa. (RSL)