Panyabungan (HayuaraNet) – Bakal calon anggota DPRD Sumatera Utara (Sumut) Sobir Lubis tak berhenti merealisasikan visi Mewujudkan Nilai Tambah Melalui Pendekatan Industri Kreatif dan Kearifan Lokal dengan metode pergerakan lopo tu lopo (warung ke warung). Program ini telah berlangsung dalam beberapa pekan terakhir.
Sebagai sosok yang menggeluti usaha di bidang ekonomi kreatif, Sobir paham pentingnya pendampingan pengusaha agar bisa berkembang dan mencapai pasar yang lebih luas. Untuk itu, sebagai tekad mewujudkan visi itu, anggota DPRD Madina aktif ini pun secara langsung turun menjumpai pelaku usaha.
Untuk tahap awal, empunya Kampoeng Kaos Madina yang beralamat di Jl. Jambu, Kelurahan Sipolu-polu, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut, ini melakukan pembinaan terhadap empat UMKM dan ekonomi kreatif di Madina, yakni pembuatan miniatur Bagas Godang dan Gordang Sambilan di Desa Manambin Kecamatan Kotanopan, usaha kuliner Roti Cane dan penangkaran ikan mas di Desa Manyabar serta usaha keripik sambal Ibu Mazidah di Kotasiantar Kecamatan Panyabungan.
“Saya mengerti apa yang dirasakan dan dihadapi saudara-saudara kita pengusaha kecil ini. Untuk itu, saya ingin membantu dan memberikan pendampingan agar usaha kecil seperti ini bisa merambah pasar lebih luas,” kata lulusan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) ini, Sabtu (07/10).
Pria yang saat ini tercatat sebagai wakil ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut tak menampik perhatian terhadap UMKM masih jauh dari harapan. “Tapi, kita selalu menyebut UMKM itu tulang punggung ekonomi daerah dan nasional,” terangnya.
Kurangnya pendampingan dan perhatian terhadap pelaku UMKM, jelas Sobir, menyebabkan para pengusaha kecil tak bisa menjalankan manajemen bisnis yang baik sehingga perkembangan usaha stagnan. “Akhirnya, pasar produk saudara-saudara kita ini hanya sebatas di sini saja,” jelasnya.
Sobir mencontohkan, saat ini banyak produk UMKM dari daerah atau provinsi lain menjadi tuan rumah di pasar Madina meskipun pengusaha lokal punya produk yang sama.
“Bayangkan, ada dua produk yang sama, sebutlah kue bolu. Satu dibuat pengusaha lokal, satu lagi dari daerah luar, misalnya dari Sumbar. Di pasar-pasar tradisional atau lopo-lopo justru produk daerah luar yang berjejer,” terangnya.
Pemilik tempat wisata Silangit Koi Hutasiantar ini memaparkan, keberhasilan pengusaha UMKM di luar Madina menguasai pangsa pasar lokal tak lepas dari pendampingan dan manajemen yang sudah bagus. “Makanya, ini yang saya angkat jadi visi. Tujuannya agar pengusaha lokal bisa bersaing,” lanjutnya.
Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Madina ini menambahkan, pendekatan lopo tu lopo ini tak hanya menyasar pelaku UMKM, tapi juga petani. “Peningkatan kualitas dan kuantitas hasil panen tak bisa dilakukan petani tanpa pendampingan dan bimbingan yang bagus,” imbuhnya.
Sebagai sosok yang telah teruji melewati berbagai dinamika bisnis, khususnya UMKM dan ekonomi kreatif, tak heran kedatangan Sobir Lubis mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Dalam beberapa pertemuan, pelaku usaha terlibat diskusi alot dengan bacaleg dari Partai Golkar itu.
Sebelumnya, Kampoeng Kaos Madina (KKM) dipilih mahasiswa program studi Ekonomi Syariah STAIN Madina sebagai tempat studi lapangan. Usaha yang bergerak di bidang konveksi dengan mengedepankan kearifan lokal ini dipilih karena merupakan salah satu usaha produksi terbesar di Madina. (RSL)