Panyabungan (HayuaraNet) – Simalagi Shoes, brand sepatu kulit lokal, karya anak-anak muda Desa Simalagi, Kecamatan Hutabargot, Kabupaten Mandailing Natal, turur hadir di Pameran Pembangunan dan Produk Ekonomi Kreatif yang berlangsung di pelataran Masjid Agung Nur Alan Nur Aek Godang, Panyabungan.
Pameran ini merupakan bagian dari rangkaian acara perayaan HUT ke-25 kabupaten yang dikenal dengan nama Bumi Gordang Sambilan ini. Simalagi Shoes hadir bersama 23 produk ekonomi kreatif lokal, seperti anyaman, makanan khas, kuliner, dan fotografi.
Kepala Desa Simalagi Muhammad Dahlan Pulungan turun langsung ke lokasi untuk menjaga stand dan memasarkan produk hasil pelatihan anak-anak muda di desa tersebut.
Namun, memasuki hari kedua belum ada satu pun sepatu yang terjual. Padahal, kata Dahlan, keikutsertaan pihaknya dalam pameran ini untuk membuka peluang penjualan dan orderan masyarakat. “Belum ada yang terjual,” katanya, Rabu (06/03).
Dia menerangkan, pelatihan pembuatan sepatu ini merupakan bagian dari peningkatan kompetensi masyarakat desanya yang dianggarkan dari dana desa sehingga butuh dukungan agar produksi tidak berhenti.
“Ini, kan, dari dana desa dengan tujuan membuka lapangan kerja bagi anak-anak muda di desa kami. Artinya, dana cukup terbatas untuk penambahan modal sehingga hasil penjualan atau orderan pelanggan sangat diperlukan untuk menjaga agar tetap bisa produksi,” jelasnya.
Dia berharap, keikutsertaan Desa Simalagi dalam pameran ini mendapat dukungan dari pihak pemerintah. “Sama seperti sebelumnya, kami tidak minta hal yang muluk-muluk. Setidaknya dinas-dinas ada yang memesan,” harapnya.
Kepala desa mengungkapkan, jenis kulit yang digunakan adalah kategori premium sehingga kualitasnya sama dengan merek-merek terkenal. “Sol dan lem pun kami pakai yang premium. Secara kualitas tidak beda jauh dengan produk pabrikan,” pungkasnya.
Meski demikian, Dahlan mengaku berterima kasih kepada Pemkab Madina yang memfasilitasi stand tanpa biaya. Hal ini sesuai dengan pengakuan Kepala Dinas Pariwisata Madina Salamuddin Nasution bahwa setiap pelaku usaha yang ikut serta tidak dipungut biaya. “Ada 24 pelaku usaha yang kami fasilitasi,” katanya.
Dari pantauan di lokasi, tidak hanya Simalagi Shoes yang sepi pengunjung. Secara umum, stand-stand yang berjejer di halaman belakang Masjid Agung ini lengang. (RSL)