Panyabungan (HayuaraNet) – Santri pondok pesantren Musthafawiyah atas nama Mursyadil Kamil yang dikabarkan hanyut terbawa arus Aek Singolot, Senin (23/) petang, telah di temukan. Korban ditemukan dalam keadaan tak bernyawa.
Santri asal Desa Pinang Sebatang Timur, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, ditemukan di wilayah Hutabargot, Mandailing Natal (Madina), Kamis (26/1).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Mukhsin Nasution membenarkan penemuan santri tersebut. Dia menjelaskan, penemuan jenazah korban sekitar pukul 07.00 WIB oleh anak sekolah yang melintas di atas jembatan Hutabargot.
“Awalnya ada anak sekolah yang melintas dan melihat sosok jenazah terapung di sungai Batang Gadis. Anak sekolah ini menyampaikan hal tersebut kepada masyarakat yang ada di sekitar lokasi. Masyarakat kemudian menyeret jenazah ke pinggir dan menghubungi BPBD,” katanya.
Mukhsin mengungkapkan, jenazah yang terapung itu telah dipastikan almarhum Mursyadil Kamil. “Mendapat informasi itu, kami dari BPBD langsung koordinasi dengan Basarnas. Kebetulan turut hadir dari pihak pesantren, setelah mengecek jenazah pihak dari pesantren memastikan bahwa itu santri yang hanyut Senin lalu,” ungkapnya.
Jenazah Mursyadil langsung dibawa ke Rumah Sakit Daerah Panyabungan (RSUD). “Setelah menerima informasi itu, kami langsung menyiapkan kantong jenazah dan korban sudah dibawa ke RSUD Panyabungan,” tutupnya.
Sementara di ruang jenazah RSUD Panyabungan terlihat orang tua korban tak kuasa menahan tangis di hadapan kantong jenazah anaknya. Soripada beberapa kali memeluk dan mencium kantong jenazah tersebut.
Sebelumnya, pencarian korban melibatkan banyak pihak. Mulai dari Basarnas, tim polres Madina, para santri, masyarakat dan orang tua korban Soripada.
Soripada menyebutkan ia tiba di Madina pada, Selasa (24/1), sekitar pukul 10.00. “Begitu dapat kabar dari pesantren anak saya hanyut, saya langsung siap-siap berangkat. Saya ke sini bersama kawan, yang juga wali santri Mustafawiyah,” katanya. (RSL)