Panyabungan (HayuaraNet) – Salah satu santri Pondok Pesantren Darul Ulum Muara Mais, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut, mengaku akhir-akhir ini sungai Batang Gadis tempat mereka mandi agak keruh. Namun, dia tak mengetahui penyebab pasti keruhnya sungai itu.
“Tarkotor abang. Ngape onok ba abang, tarpiga pokenon dope,” katanya, Senin (23/10).
Kalimat tersebut bila diterjemahkan ke bahasa Indonesia kira-kira bermakna, agak keruh, Bang. Tapi, itu terjadi belum lama, baru beberapa pekan terakhir.
Santri ini menerangkan, sungai tersebut tak hanya digunakan untuk mandi, tapi juga untuk mencuci piring dan pakaian. Menurutnya, kondisi sungai yang agak keruh belakangan ini karena musim hujan. Dia mengaku tidak tahu ada aktivitas excavator di hulu. “Baen naparudan dei, Bang (karena musim hujan itu, Bang),” sebutnya.
Sementara itu, sesuai keterangan sumber media ini di Kotanopan, hingga hari ini, Kamis (26/10), excavator tersebut masih beroperasi. “Ya. Masih. Bukan hanya siang, malam pun mereka beraktivitas,” ujar sumber.
Belakangan banyak masyarakat menyoroti keberadaan alat berat di DAS Batang Gadis wilayah Kotanopan. Kuat dugaan, excavator yang beroperasi itu dalam rangka penambangan emas ilegal. Namun, sampai hari ini seolah tak tersentuh oleh pemerintah maupun aparat penegak hukum meskipun masyarakat telah mengeluh dan menyurati camat maupun Bupati Madina H. M. Jafar Sukhairi Nasution.
Bahkan Wakil Bupati Madina Atika Azmi beberapa hari lalu angkat bicara terkait excavator yang beroperasi di DAS Batang Gadis di wilayah Kotanopan. Orang nomor dua di Pemkab Madina itu meminta APH untuk menertibkan aktivitas penambangan emas secara ilegal itu karena dikhawatirkan akan merusak ekosistem sungai.
Alih-alih penertiban, yang terjadi justru ada penambahan alat berat. Dari pantauan di lokasi, setidaknya ada 5 alat berat yang beroperasi pada Senin (23/10). Empat dari lima excavator itu beroperasi pada tempat yang berdekatan. Satu alat berat kuning dan tiga orange berkali-kali mengambil bebatuan di DAS Batang Gadis.
Sementara itu, Camat Kotanopan Pangeran Hidayat yang dikonfirmasi tak memberikan keterangan. Padahal, pekan lalu dia memastikan akan menindaklanjuti surat keberatan warga dengan memanggil pemilik alat berat dan penambang. (RSL)