Panyabungan (HayuaraNet) – Ketua DPRD Mandailing Natal (Madina) Erwin Efendi Lubis menyambangi kediaman Muhammad Rezky Nasution, lulusan terbaik pondok pesantren Musthafawiyah Pirba Baru tahun 2023 yang diterima kuliah di Universitas Al-Akhgaff Yaman. Rezky sedang mengalami kesulitan mendapatkan biaya keberangkatan.
Erwin datang hanya ditemani sopir dan tiba sekitar pukul 18.50 di kediaman anak sarat prestasi itu, di Banjar Tinggi, Kelurahan Panyabungan III, Kecamatan Panyabungan, Madina, Sumut, Senin (21/8) malam. Kedatangan ketua Partai Gerindra Madina itu diterima oleh Siti Aminah, ibunda Rezky.
Erwin sempat menunggu beberapa menit karena Rezky sedang berangkat ke Aek Godang menemui salah satu gurunya. Sembari menanti anak itu, ketua DPRD Madina menyempatkan diri untuk salat Isya di rumah kontrakan Siti Aminah. Berselang beberapa menit, Rezky tiba dan menyalami satu per satu orang di rumah tersebut.
Sebelum menyerahkan bantuan biaya keberangkatan, Erwin menyampaikan beberapa pesan untuk menguatkan hati dan tekad Rezky selama menuntut ilmu di Yaman. “Ingat ibumu dan semua jasanya hingga ananda sampai di titik ini. Jadikan itu motivasi,” katanya.
Erwin menceritakan, di masa lalu sebelum seperti sekarang dia juga mengalami kehidupan yang sulit. Bahkan, ibu legislator tiga periode itu harus bangun lebih cepat agar bisa bekerja mengupas kacang untuk dijual.
“Orang yang terbiasa hidup sulit tidak akan takut menghadapi kondisi apa pun,” pesan Erwin.
Dia menerangkan, kenyataan dalam perjalanan hidup tidak selalu seperti yang dibayangkan. Untuk itu manusia harus terus berusaha. “Hasil itu urusan Allah. Kita, manusia, tugasnya hanya berusaha, berusaha, dan berdoa,” ujar Erwin.
Ketua DPRD Madina berpesan, masa ini adalah kesempatan bagi Rezky untuk mencapai cita-cita dan memperbaiki kehidupan keluarga di masa depan. “Selama di sana fokus saja belajar. Jangan pulang kalau tidak benar-benar mengharuskan ananda pulang,” sebutnya.
Erwin mengungkapkan setiap orang tua ingin anak-anaknya dekat dengan dirinya meskipun anak tersebut telah dewasa. Orang tua, utamanya ibu, kalau mempunyai uang yang cukup tidak akan membiarkan anaknya sekolah di tempat yang tidak bisa dia kunjungi kapan saja.
Untuk itu, Erwin berharap Rezky benar-benar memanfaatkan waktu di Yaman agar bisa menyelesaikan pendidikan dengan baik dan punya ilmu yang bermanfaat bagi keluarga serta orang lain, terutama bagi agama. “Kalau sudah berhasil bahagiakanlah ibumu yang audah bekerja keras selama ini, bantu adik-adikmu,” harapnya.
Keberangkatan Rezky ke Yaman, jelas Erwin, akan mengurangi beban tanggungan orang tua, tapi di saat bersamaan akan menambah beban pikiran.
“Kini Ananda tidak lagi dibutuhi ibu ananda, tapi pikirannya akan terbebani. Apakah anaknya sehat, sudah makan, atau bagaimana kondisinya di negara orang. Pertanyaan itu pasti terngiang setiap hari. Jadi, sempatkanlah memberi kabar saat kuliah di sana. Kurangi beban pikiran itu,” tutupnya.
Untuk diketahui, Rezky lulus beasiswa di Universitas Al-Akhgaff Yaman. Namun, beasiswa tersebut hanya untuk uang kuliah. Sementar biaya keberangkatan dan uang pangkal senilai Rp60 juta harus disetorkan paling lambat 31 Agustus 2023. Itu belum termasuk biaya hidup selama di sana.
Sebagai anak tukang cuci dan tukang masak, keluarga santri yang beberapa kali juara membaca kitab kuning ini tak sanggup membayar tagihan itu. Rezky juga tak serta merta bertumpu pada kedermawanan orang lain, selama ini dia telah menyimpan sedikit demi sedikit uang hasil mengajar atau memberi kajian.
Simpanan itu nantinya akan digunakan sebagai biaya hidup selama di Yaman. Namun, mencari uang Rp60 juta dalam beberapa hari bukan hal yang mudah bagi keluarga ini. Bahkan terdengar mustahil.
Atas hal itu, dia pun berkeluh kesah berharap ada uluran tangan dari dermawan sehingga cita-citanya memperdalam ilmu agama di Yanan tercapai. Tebersit keinginan bisa melanjutkan pendidikan dengan harapan di masa depan dapat meringankan beban ibu dan membantu sekolah adik-adiknya. (RSL)