Panyabungan (HayuaraNet) – Sebanyak 15 santri Pesantren Musthafawiyah Purba Baru yang mondok di Banjar Manggis dan satu santri yang tinggal di asrama saat ini berada di kantor IPK Mandailing Natal (Madina) karena pondok mereka turut hanyut terbawa arus sungai Aek Singolot yang meluap, Rabu (20/12). Semua santri tersebut dalam kondisi sehat walafiat.
Informasi ini diperoleh dari alumni Musthafawiyah tahun 2000 Khoirul Anwar Siregar yang saat ini mendampingi para santri tersebut. “15 orang santri Banjar Manggis dan satu orang dari asrama sekarang ditampung di kantor IPK, Lintsas Timur,” katanya, Kamis (21/12) dini hari.
Anwar menerangkan, sebelumnya salah satu santri atas nama Reza menelepon Kanit Intel Polsek Panyabungan Doni Afwan dan memberitahukan pondoknya hanyut diterjang luapan sungai. Mendapati informasi tersebut, keduanya langsung bergerak ke lokasi untuk menjemput para santri.
Anwar menuturkan ke-16 santri yang saat ini bersama mereka butuh pakaian dan makanan. “Santri yang di sini hanya punya baju basah yang melekat di tubuh dan belum makan,” ujarnya.
Dia berharap keberadaan para santri itu disampaikan kepada otoritas, baik itu pemerintah daerah maupun pihak pondok pesantren. “Harapannya agar adik-adik ini mendapat perhatian juga untuk menginformasikan keberadaan mereka sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran,” tuturnya.
Ke-16 santri yang di kantor IPK Madina itu berasal dari Kota Medan. Di sisi lain, sebanyak 31 santri juga saat ini sedang berada di kediaman Ibu Marlina, Jl Perjuangan, Kelurahan Dalan Lidang, Panyabungan. Santri yang berada di rumah tersebut berasal dari Medan, Binjai, Langkat, Sibolga, dan Riau.
“Alhamdulillah, semuanya dalam keadaan aman dan sehat,” terang Anwar.
Kepala BPBD Madina Mukhsin Nasution mengaku pihaknya telah mendapat informasi keberadaan santri di dua tempat itu. Dia mengaku segera koordinasi dengan pihak pesantren. (RSL)