Panyabungan (HayuaraNet) – Polisi melakukan pendalaman terkait kasus kematian Nenek Arni (70 tahun), warga Desa Hutapadang, Kecamatan Ulupungkut, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), dengan memanggil belasan orang untuk diperiksa. Sebelumnya Arni diduga tewas akibat serangan binatang buas.
Informasi pemanggilan belasan orang itu diperoleh dari sumber media ini di kecamatan tersebut. Sumber menerangkan, bahwa pihak kepolisian mendatangi Desa Hutapadang dan memanggil belasan orang. “Kabarnya ada yang menyerahkan diri, tapi biar lebih jelas hubungi saja Pak Kapolsek,” ujarnya, Kamis (02/05) malam.
Kapolsek Kotanopan AKP Parsaulian Ritonga yang dikonfirmasi terkait kebenaran informasi itu awalnya tak memberikan jawaban yang jelas. “Mohon bersabar, personel kami masih melakukan pendalaman,” katanya, Jumat (03/05).
Terkini, dia mengaku polisi telah meminta keterangan 16 orang saksi untuk mengungkap kematian Arni. “Kami sudah memeriksa 16 saksi, baik warga setempat maupun warga yang melintas di lokasi saat kejadian,” katanya, Jumat (03/05) sebagaimana dikutip dari StArtNews, Minggu (05/05).
Sebelumnya diberitakan, Arni (70 tahun) ditemukan meninggal dunia di belakang salah satu musala di desa tersebut, Rabu (24/04). Korban diduga tewas akibat terkaman harimau. Dugaan itu muncul berdasarkan keterangan Kapolsek AKP Parsaulian yang mengatakan di sekitar lokasi ditemukan jejak binatang buas harimau sumatera.
Hal itu diperkuat dengan penjelasan dari Kepala Puskesmas Kotanopan dr. Saleh Parinduri. Dari pemeriksaan, katanya, ditemukan enam luka robek pada bagian kepala korban.
Namun, Camat Ulupungkut Asrul membantah dugaan itu. Dia menerangkan, pihak berwajib masih melakukan penyidikan sehingga belum bisa dipastikan penyebab kematian Arni. Bantahan ini selaras dengan penilaian beberapa warga. Menurut mereka, dugaan penyebab kematian Arni karena terkaman harimau terasa janggal.
Kejanggalan itu antara lain, banyak anjing yang berkeliaran di sekitar lokasi dan korban yang terseret mendekati permukiman warga. “Kalau ada harimau, pasti anjing akan menjauh. Kemudian, korban harusnya diseret menjauhi permukiman warga,” jelas salah seorang warga.
Senada dengan itu, Muslim Surbakti, salah satu anggota BKSDA Sumut mengaku telah menurunkan personel ke lokasi kejadian. Namun, tidak ditemukan jejak harimau sumatera di sekitar lokasi penemuan jasad korban.
Untuk itu masyarakat berharap pihak berwajib segera menuntaskan kasus ini sehingga tidak memunculkan praduga. Terlebih terkait keabsahan adanya harimau yang berkeliaran, mengingat sebagian besar warga menggantungkan hidup pada sektor pertanian dan perkebunan. (RSL)