Pernikahan Dini Tidak Keren

Panyabungan (HayuaraNet) – Ketua Yayasan Matauli Fitri Krisnawati Tanjung menyebut pernikahan dini tidak keren. Untuk itu, dia berpesan kepada santriwati Darut Tarbiyah di Desa Jambur, Kecamatan Panyabungan Utara, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut, agar terus menuntut ilmu sampai ke perguruan tinggi.

“Kuliah dulu, bekerja, dan punya keterampilan baru menikah. Pernikahan dini itu tidak keren,” katanya di hadapan ratusan santriwati, Minggu (5/3).

Ibu empat anak ini mengungkapkan, pernikahan dini berpotensi meningkatkan angka kemiskinan dan menghambat peluang untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. “Itu nanti belum lagi lahir anak padahal ayah dan ibunya belum siap, akhirnya terjadi perceraian,” sebutnya.

Fitri menerangkan, pendidikan yang baik bisa mengubah masa depan seorang anak didik. Untuk itu setiap kepala sekolah dan kepala yayasan harus terus membuat inovasi sehingga lulusan yang dihasilkan benar-benar mampu berdiri sendiri ketika terjun ke tengah-tengah masyarakat.

“Saat ini banyak yang lulus sarjana, tapi tak punya pekerjaan karena memang tidak siap untuk bersaing. Tidak punya keterampilan,” jelasnya.

Putri sulung Akbar Tanjung ini bercerita, di kota-kota besar banyak sarjana yang tergolong karena punya life skill di luar ilmu pengetahuan yang dia pelajari di bangku kuliah. “Ada yang pandai bawa mobil. Jadi, sebelum dapat pekerjaan dia jadi supir taksi dulu,” jelasnya.

Santriwati Ponpes Darut Tarbiyah Menyambut Kedatangan Fitri Tanjung (Roy SL).

Baginya, pondok pesantren pun harus terus melakukan inovasi dalam pengelolaan sekolah dan tidak lagi berpartokan hanya menghasilkan lulusan yang lancar membaca kitab kuning maupun kitab-kitab lain.

“Saya senang melihat pesantren ini, ada pelatihan menjahit untuk anak-anak, ada juga budidaya ikan. Pesantren harus seperti ini, memberikan pelatihan keterampilan bagi santri,” ujarnya.

Sebagai ketua Yayasan Matauli dan sering bolak-balik Jakarta-Sibolga, Fitri mengaku prihatin melihat pendidikan di daerah. Dia menuturkan banyak sekolah yang kondisi bangunannya tidak ideal untuk proses belajar mengajar.

“Masih banyak PR di bidang pendidikan. Ini tugas kita semua, utamanya ketua-ketua yayasan, kepala sekolah, dan guru-guru,” tutupnya.

Fitri Tanjung menyambangi beberapa pondok pesantren dalam rangkaian kunjungan ke Bumi Gordang Sambilan. Dalam giat itu dia didampingi sang suami Indra Bagas Sukma, anggota DPRD Madina Sobir Lubis, Abuya H. Musaddad Lubis, dan beberapa ustaz lain. (RSL)

Mungkin Anda Menyukai