Panyabungan (HayuaraNet) – Program percepatan pembangunan yang diajukan Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut, untuk didorong dan didukung para tokoh nasional asal Bumi Gordang Sambilan tidak bisa dituntaskan dalam satu malam.
Hal itu disampaikan Ekonom Faisal Basri saat menghadiri acara Temu Ramah dan Dialog Pembangunan Daerah Mandailing Natal di hotel Borobudur, Jakarta, Senin (27/2) malam.
Ekonom asal Kayu Laut, Kecamatan Panyabungan Selatan, menilai pertemuan kemarin malam itu harus ditindaklanjuti dengan Forum Group Discussion (FGD) sehingga pembahasan lebih detail.
Mantan menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution juga mempertanyakan keseriusan Pemkab Madina dalam percepatan pembangunan yang melibatkan banyak orang dari berbagai golongan.
Darmin menerangkan, keseriusan pemerintah di masa lalu dengan melibatkan tokoh-tokoh nasional asal Madina telah menghasilkan program pembukaan hutan sosial, pembangunan bandar udara, dan rencana peningkatan status Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Madina.
“Di daerah Pagur itu cocok kita tanam kopi. Saya kira itu bisa menghapus tanaman ganja yang banyak ditemukan di sana,” kata Darmin sebagaimana dikutip dari Mandailing Online, Selasa (28/2).
Sementara itu Saud Usman menyentil progres pembangunan bandara di Bukit Malintang. Pensiunan Polri ini menerangkan, mantan menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyampaikan bandar udara tersebut selesai tahun 2022.
“Sekarang sudah 2023 belum juga,” kata tokoh asal Siabu ini.
Mantan Kabareskrim Polri mengingatkan, dia punya komitmen menghibahkan tanah seluas tiga hektare untuk pembangunan stadion di Siabu. Untuk itu, dia meminta pemerintah menunjukkan keseriusan.
Menanggapi hal itu, Bupati Madina H. M. Jafar Sukhairi Nasution mengaku berterima kasih atas kolaborasi yang terjalin antar pemerintah daerah dengan tokoh-tokoh nasional.
Sukhairi berjanji akan mengundang mereka ke Madina dalam hal pembentukan FGD. (RSL)