Panyabungan (HayuaraNet) – Bupati Mandailing Natal (Madina) H. M. Jafar Sukhairi Nasution mengatakan adanya penggalangan dana untuk warga Desa Singkuang I, Kecamatan Muara Batang Gadis, yang berunjuk rasa di depan perkebunan PT Rendi Permata Raya menunjukkan dengan terang ada pihak yang turut berpartisipasi.
“Ada penggalangan dana kami temukan di grup WA, barangkali mungkin (warga-red) bisa berlama-lama (berunjuk rasa),” kata bupati dalam konfrensi pers di aula Kantor Bupati Madina, Kompleks Perkantoran Paya Loting, Desa Pambangunan, Panyabungan, Madina, Rabu (29/3).
Menurut bupati, adanya bantuan logistik ke Singkuang I menunjukkan tahun politik sudah dekat. Meski demikian dia meminta seluruh pihak tidak mengorbankan hak warga demi sesuatu yang belum terjadwal.
“Belanda masih jauh, kalau berpolitik nanti 2024. Jangan kdikorbankan hak rakyat hanya gara-gara sesuatu yang belum terjadwal,” tegasnya.
Bupati menilai ada pihak-pihak yang menunggangi aksi di Singkuang sehingga solusi yang ditawarkan tidak terealisasi. “Sepanjang ini ada, konsep sebagus apa pun tidak akan masuk,” tegasnya.
Tak hanya itu, Bupati Sukhairi menjelaskan, beberapa hari lalu ada permintaan masyarakat yang harus dipenuhi agar mereka mau membubarkan diri. “Itu sudah dipenuhi. Salah satunya notulen dan tanda tangan rapat Forkopimda sudah diserahkan, tapi tetap tidak bubar,” terangnya.
Dengan kondisi dan situasi seperti ini, bupati tidak bisa memastikan kapan unjuk rasa tersebut akan berakhir. Terlebih, sebelumnya dia telah menyuruh sekda, asisten dan kepala Dinas Koperasi dan UKM Madina menjumpai masyarakat, tapi justru dimaki-maki warga.
Bupati mengaku tidak mempermasalahkan pengurus koperasi bermain politik, tapi bukan berarti menghalang-halangi pemenuhan hak rakyat. “Jangan dihalang-halangi hak-hak rakyat yang sudah puluhan tahun dinantikan,” sebutnya.
Bupati menegaskan akan memperjuangkan hak warga Desa Singkuang I. Apalagi, PT Rendi telah melunak dibuktikan dengan lahirnya draf yang baru terjadi di masa pemerintahannya.
“Dulu waktu saya wakil bupati pernah menandatangani stanvas perusahaan ini, tapi mereka tidak mau MoU,” ungkapnya.
Bupati menyebut salah satu kendala lambannya proses pembangunan plasma karena warga Singkuang susah diajak kompromi.
“Yang kita sedih Singkuang tidak punya plasma saat PT Alam berdiri. Kenapa? Karena susah diajak kompromi. Akhirnya plasma itu ke Tabuyung, ada yang ke Sulang Aling,” terangnya.
Bupati juga tidak bisa memastikan akan menjumpai warga atau tidak sebab dia masih menunggu hasil pertemuan tim dengan pihak perusahaan di Medan.
Konferensi pers tersebut turut dihadiri Kapolres H. M. Reza Chairul AS, Kajari Novan Hadian, Sekda Alamulhaq, Dandim 0212/TS Amrizal Nasution, Danramil Panyabungan AK Harahap, dan Kadis Kominfo Madina Martua Batubara.
Sebelumnya, tokoh pemuda Tan Gozali menginisiasi penggalangan dana untuk warga Singkuang I. Dari daftar penyumbang, ada beberapa tokoh politik seperti Ketua Golkar Madina Aswin Parinduri, Ketua DPC PDIP Madina Teguh W. Hasahatan, Ketua Nasdem Madina Sainal Abidin, anggota DPRD Sumut sekaligus Ketua Hanura Madina Fahrizal Efendi Nasution, Ketua KPPG Madina Zubaidah Nasution, Ketua Fraksi Golkar DPRD Madina Arsidin Batubara, anggota DPRD Madina dari Partai Demokrat Juwita Asmara, dan terakhir anggota Fraksi PKS Ahmad Budiman Borotan, Awaludin Nasution, dan Ahmad Sarqawi yang langsung menjumpai warga.(RSL)