Panyabungan (HayuaraNet) – Rekaman suara diduga milik Ketua DPRD Mandailing Natal (Madina) Erwin Efendi Lubis terkait polemik PT SMGP dengan masyarakat menuai tanggapan dari Presiden Ikatan Pemuda Mandailing (IPM) Tan Gozali Nasution. Dia menyebutkan, ketika pemerintah telah berbuat sebagaimana mestinya, maka masyarakat akan diam.
“Tak usah terlalu banyak bicara seolah sudah berbuat. Toh, kalau pemda ini sudah berbuat tentu kami sebagai masyarakat akan merasakan apa yang sudah kalian kerjakan dan tidak akan berteriak ini itu,” kata Wakil Ketua KNPI Sumatera Utara ini, Selasa (20/9).
Tan Gozali pun sangat menyayangkan pernyataan ketua DPRD yang terkesan membatasi publik untuk menyampaikan pendapat atau aspirasi atas dugaan kebocoran gas beracun milik PT SMGP (Sorik Marapi Geothermal Power) yang terus berulang.
“Bukankah kejadian yang menimpa masyarakat hari ini adalah kekacauan atas ketidaksigapan pemda melindungi nyawa masyarakatnya? Patut diingat korban yang jatuh mulai sekadar mual, sekarat, bahkan ada yang sampai meninggal,” tegas pria kelahiran Desa Roburan, Kecamatan Panyabungan Selatan.
Tan menilai pernyataan ketua DPRD seolah menyembunyikan kepentingan tertentu di luar isu kemanusiaan dan lingkungan yang saban hari diteriakkan masyarakat.
“Apa motif sesungguhnya di balik kata disharmonisasi yang disampaikan ketua DPRD dalam rekaman? Publik sampai hari ini meminta hasil kerja pansus DPRD dan tim investigasi yang dipimpin Wakil Bupati Atika,” sebut mantan Ketua KNPI Madina ini.
Tan Gozali mengungkapkan, tidak adanya hasil pansus dan tim investigasi justru menimbulkan persepsi beragam di kalangan masyarakat.
“Wajar muncul dugaan kalau-kalau ada pejabat pemerintah yang main mata dengan perusahaan, makanya sampai hari ini kita tidak tahu hasil pansus DPRD dan tim investigasi,” ujarnya.
Presiden IPM mengingatkan, bahwa negara ini, termasuk Madina menganut sistem kebebasan berpendapat yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 sebagi pedoman bernegara.
“Kami yang bersuara ini juga tunduk hukum dan tahu batasan dalam memberi argumen. Perlu digarisbawahi, kami tak punya kepentingan lain selain prinsip kemanusiaan. Jangan semua orang disamakan seolah-olah ada keuntungan yang mau diambil dari hilangnya nyawa dan kenyamanan warga,” terangnya.
Tan Gozali pun meminta pemerintah dan lembaga legislatif untuk fokus pada tupoksi masing-masing dan tidak gelisah dengan teriakan masyarakat di media sosial.
“Tidak usah gelisah, laksanakan tupoksi. Ketika Anda bekerja dengan baik sebagaimana mestinya dengan sendirinya masyarakat akan melihat dan diam,” pesan pria yang akrab disapa Tan ini.
“Kalau seperti ini terkesan ada larangan mengeluarkan pendapat, seakan-akan kita ini sedang dijajah. Justru suara-suara masyarakat ini harus diterima sebagai masukan,” lanjutnya.
Sebelumnya beredar rekaman mirip suara Ketua DPRD Erwin Lubis yang menerangkan bahwa sejak 2021 telah menyampaikan kepada perusahaan baik melalui surat, lisan, maupun lewat telepon seluler agar menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat.
“Demikian juga kepada masyarakat sekitar, supaya jika terjadi masalah tidak langsung mencuat dan ditangkap oleh kelompok luar dan kemudian digoreng oleh kelompok-kelompok tertentu, yang pada akhirnya tidak ada lagi objektivitas kita semua dalam mencari solusi atas ini,” demikian bunyi rekaman yang viral di grup WhatsApp itu.
“Tidak perlu banyak orang untuk nimbrung ke situasi ini. Kalau ada yang hendak memberikan statement silakan bandingkan data dan fakta,” lanjut suara dalam rekaman tersebut.
Dalam rekaman itu dijelaskan pula bahwa pemilik suara yakin pemerintah daerah dalam situasi terjepit dan terbebani dalam mengambil sikap atau keputusan. (RSL)