Simalagi (HayuaraNet) – Pelatihan pembuatan sepatu kulit di Desa Simalagi diyakini akan menjadi pemicu atau trigger bagi desa lain untuk memprogramkan pelatihan berbasis ekonomi kreatif di Kecamatan Hutabargot, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut.
Hal itu disampaikan oleh Camat Hutabargot Miswar Husin Pulungan saat berkunjung ke tempat pelatihan pembuatan sepatu bersumber dari dana desa itu, Senin (06/11). “Ini akan jadi trigger bagi desa lain menuju desa kreatif di Hutabargot,” sebutnya.
Miswar mengatakan, pemerintah kecamatan akan memberikan dukungan bagi setiap desa yang mempunyai program serupa. “Ada juga pelatihan pembuatan batik di beberapa desa di kecamatan ini,” katanya.
Menurut Miswar, langkah yang diambil Kepala Desa Simalagi Muhammad Dahlan Pulungan patut diapresiasi karena dengan pelatihan ini bisa memberdayakan masyarakat untuk menciptakan peluang usaha. “Ini harus kontinu. Tahun depan sebaiknya dianggarkan lagi,” tambahnya.
Setelah melihat dan memperhatikan produk sepatu kulit Desa Simalagi, camat menilai secara kualitas bisa bersaing dengan produk serupa. “Tinggal bagaimana membranding ini dan manajemen usahanya sehingga bisa berkembang,” tuturnya.
Sementara itu, Dahlan mengaku kendala utama yang terpikir saat ini adalah pemasaran produk. Menurutnya, ketika hasil kerja masyarakat mendapat ruang di pasar, maka usaha pembuatan sepatu kulit ini bisa bertahan.
“Kami tidak berharap banyak seperti bantuan dana dan sejenisnya. Kami ingin usaha ini didukung pemerintah dengan menjadi konsumen,” harapnya.
Kepala desa optimistis pelatihan yang dianggarkan dari dana desa ini akan memberikan dampak baik bagi masyarakatnya, terutama yang ikut pelatihan. “Ini baru seminggu dan mereka sudah bisa beberapa tahap. Sedikit lagi akan belajar pemasangan sol,” terangnya.
Dahlan memaparkan, pelatihan tahun ini masih menyasar lima orang karena perlunya keseriusan dan anggaran yang tidak sedikit. “Harapannya minimal tiga orang bisa saling mengisi sampai produksi sehingga tahun depan sudah bisa berbagi ilmu kepada yang lain,” terangnya.
Untuk diketahui, pembuatan sepatu kulit di Desa Simalagi sempat ‘menghebohkan’ Bumi Gordang Sambilan pada 2019 lalu karena hal seperti ini sebelumnya tidak pernah ada. Namun, pelatihan yang sudah memasuki tahap produksi saat itu terpaksa berhenti karena Covid-19. (RSL)