Panyabungan (HayuaraNet) – Turnamen sepak bola Bupati Cup yang berlangsung di lapangan Rajawali Kompi Senapan B Panyabungan saat ini tengah memasuki jeda kompetisi dan menyisakan empat tim untuk semi final. Namun, di tengah serunya turnamen tersebut menyisakan dugaan adanya main mata antara panitia dengan pengurus Peta FC untuk membatalkan gugatan Danger FC.
Dugaan itu bermula dari pertandingan kedua kesebelasan berlangsung pada pada 13 Agustus 2023. Setelah imbang sampai babak tambahan, penentuan pemenang dilakukan lewat adu penalti. Dalam kesempatan itu Peta FC berhasil mengalahkan Danger FC.
Permasalahan muncul setelah tim manajer Danger FC sadar di daftar pemain yang diturunkan Peta FC ada nama Khoirul Parwis. Dalam peraturan, setiap tim diperbolehkan memainkan pemain dari luar Kabupaten Mandailing Natal (Madina) maksimal enam orang. Namun, dengan adanya nama Parwis, kesebelasan asal Purba Baru itu ditengarai memainkan tujuh pemain luar daerah.
Khoirul Parwis awalnya merupakan warga Madina, tapi beberapa waktu lalu pindah ke Pasaman Barat berikut dengan catatan kependudukannya. Dengan demikian, sesuai administrasi yang bersangkutan dikategorikan sebagai pemain luar daerah.
Manajer Danger FC Syamsul Bahri kepada wartawan di Panyabungan menyampaikan, pihaknya langsung menghubungi panitia untuk mengajukan protes atau gugatan karena adanya dugaan pelanggaran administrasi oleh Peta FC.
“Saya telepon panitia usai pertandingan. Di aturan tidak boleh lebih dari 30 menit usai pertandingan mengajukan protes dan itu diterima panitia. Kami disuruh untuk menyiapkan berkas,” katanya didampingi beberapa pengurus Danger FC, Selasa (22/8).
Bukti gugatan Danger FC diterima panitia adalah dengan adanya rapat pada 15 Agustus 2023 di Kopinta, salah satu gerai kopi Mandailing di Panyabungan. Namun, pertemuan itunl tidak dihadiri oleh pengurus Peta FC.
“Dalam rapat itu panitia dengan tegas mengaku mengecek data administrasi Parwis dan benar bukan lagi warga Madina,” katanya.
Sebagai bukti, Syamsul mengirim beberapa potongan video kepada wartawan. Dalam video tersebut, Sekretaris Panitia Sulaiman mengaku selama turnamen pihak Peta FC menyerahkan fotokopi KTP Parwis yang masih lajang. Padahal yang bersangkutan telah menikah.
“Gugatan dari Danger memang sudah jelas. Kita tinggal menunggu KTP identias si Parwis yang terbaru,” kata Sulaiman dalam video itu.
Bahkan panitia telah mengecek keabsahan data kependudukan yang bersangkutan dan didapati sudah tidak berada di Sumatera Utara.
Rapat tersebut bukan satu-satunya karena ada rapat susulan pada 16 Agustus 2023. Kali ini panitia tidak hadir sehingga dilakukan rapat berikutnya di kantor Matondang Raya, Jumat (18/8). Dalam pertemuan itu diputuskan dilaksanakan tanding ulang untuk menghindari ada klub yang dirugikan.
“Panitia dan yang hadir, termasuk Dispora sepakat dilaksanakan tanding ulang. Katanya agar tidak ada yang dirugikan,” ujar Syamsul.
Peta FC dalam rapat tersebut tidak memberikan persetujuan dan meminta waktu sampai pukul 09.00 WIB, Minggu (19/8). Pada akhirnya, Peta tidak setuju dengan kesepakatan tersebut meskipun dalam rapat tanggal 18 Agustus disampaikan pihak yang menolak tanding ulang akan dinyatakan kalah 3-0.
Panitia yang terkesan tidak tegas justru melakukan rapat pada 20 Agustus 2023. Pertemuan yang disebut sidang disiplin ini memutuskan membatalkan keputusan hasil rapat 18 Agustus. Dengan demikian, Peta FC dinyatakan lolos untuk bertanding di semifinal.
Syamsul mengungkapkan, pihaknya menduga ada permainan suap antar panitia dengan pihak Peta FC sehingga muncul surat keputusan yang membatalkan gugatan Danger FC.
“Suratnya hanya satu lembar dan tidak ada penjelasan alasan gugatan kami ditolak meski awalnya telah diterima,” tutupnya.
Syamsul menerangkan, Danger FC selalu siap menerima kekalahan apabila lawan bermain bersih dan tidak melanggar aturan.
Keputusan yang bolak-balik ini menimbulkan indikasi adanya upaya bersama menggagalkan gugatan Danger FC. Tak hanya itu, panitia ditengarai melakukan pertemuan secara khusus dengan pihak Peta FC sebelum keputusan membatalkan gugatan itu disampaikan.
“Dengan mata kepala sendiri saya melihat sekretaris panitia menjumpai manajer Peta FC di Purba. Saya tidak tahu apa yang mereka bicarakan, tapi tidak etis mereka melakukan pertemuan seperti itu di tengah situasi ini,” uajr Ahmad Idris, salah satu anggota Danger FC.
Sementara itu, Anugrah Imam Samudra mengaku telah melayangkan surat pemberitahuan aksi demonstrasi kepada kepolisian. Demonstrasi itu akan dipusatkan di kantor Dinas Pemuda dan Olahraga karena dipandang berpihak tidak cakap dalam penyelesaian gugatan Danger FC.
“Panitia harus bertanggung jawab dan tegas dengan aturan yang mereka buat sendiri. Bukan malah terkesan berpihak. Panitia yang tidak tegas seperti ini bisa mencoreng nama bupati Madina karena ada embel-embel Bupati Cup,” tegasnya.
Ketua Panitia Bupati Cup Nilwan Matondang tak memberikan jawaban secara rinci ketika dikonfirmasi, Selasa (22/8). Namun, dia tak menampik salah satu orang yang berada dalam potongan video penjelasan data administrasi Parwis tidak ada di Sumut.
“Rapat banding Peta FC dilaksanakan pada Minggu 20 Agustus 2023,” katanya.
Rapat itu, jelas Nilwan, dihadiri Ketua KONI Madina, Kadispora Rahmad Hidayat, perwakilan Askab, wasit, dan dua tim netral.
“Dan keputusan sudah diserahkan serahkan kepada kedua tim (Danger dan Peta),” jelasnya.
Selain tak menjelaskan alasan pembatalan gugatan Danger FC, Nilwan juga menyebutkan rapat terakhir merupakan rapat banding meski dalam surat undangan yang diterima Danger FC adalah Rapat Komisi Disiplin. (RSL)