Jakarta (HayuaraNet) – Petugas pengamanan dalam (Pamdal) di kompleks perkantoran Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Jakarta banyak titipan para anggota dewan.
Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR Indra Iskandar memenuhi panggilan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR buntut ketidakhadiran Ketua IPW setelah ditolak lewat gerbang utama kompleks parlemen, Rabu (28/9).
Indra menambahkan Pamdal di kompleks parlemen tak memiliki pendidikan militer dan sikap samapta layaknya aparat kepolisian. “Pamdal kita ini masuk karena orang-orang yang mencari kerjaan karena pengangguran. Sebagian besar titipan dari anggota dewan,” katanya.
Selain itu, Pamdal juga sering menghabiskan waktu hanya dengan duduk-duduk di pos, bermain ponsel, dan merokok di bawah pohon. “Tapi, kebiasaan tersebut kini mulai berkurang. Saya masih cukup punya kesabaran karena saya enggak pernah kebiasa nempeleng orang aja,” jelasnnya, mengutip CNN Indonesia.
Kondisi itu menjadi masalah utama dalam pengamanan di kompleks parlemen. Upaya yang telah ditempuh berupa pelatihan dengan melibatkan pihak kepolisian dan Kopassus. “Dari sekitar 700 Pamdal DPR hanya sekitar 50 yang memiliki sikap samapta dan disiplin militer,” ungkapnya.
Dalam pemenuhan panggilan MKD tersebut, Indra menolak meminta maaf terkait kasus oknum Pamdal yang melarang Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso melewati pintu depan saat hendak memberi kesaksian di MKD.
“Jadi buat saya, dengan ucapan maaf itu saya pikir itu juga sudah selesai nggak perlu saya ngerekam muka saya lagi minta maaf lagi gitu ya,” tutupnya. (RSL)