Panyabungan (HayuaraNet) – Program si Jeges yang diluncurkan RSUD Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut, pada medio Agustus 2022 ternyata mendapat nilai tinggi di Indeks Inovasi Daerah (IID) sehingga menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Karo, Sumut, untuk direplikasi di daerahnya.
Untuk itu, Pemkab Karo dan manajemen RSUD Panyabungan menggelar sharing knowledge terkait si Jeges di aula RSUD Panyabungan, Kamis (12/10). Kedatangan rombongan yang berasal dari 19 OPD itu diterima oleh Kabid Keperawatan Apris Matondang, Kabid Pelayanan dr. Rida Fauziah, dan Ketua TU RSUD Panyabungan Massanofa Nasution.
Kepala Bidang Litbang Pemkab Karo Mara Karmina Br. Brahmana usai kunjungan menerangkan, pihaknya sengaja berkunjung ke Madina untuk melihat secara langsung pengaplikasian si Jeges di RSUD Panyabungan.
“Ini sharing knowledge terkait inovasi daerah yang sampai lolos ke IGA (Innovative Goverment Award) karena tahun 2022 Madina mendapat nilai yang tinggi di Sumut,” katanya.
Sementara itu, Ketua TU RSUD Panyabungan Massanofa Nasution membenarkan kedatangan Pemkab Karo untuk sharing knowledge terkait program si Jeges. “Ada 19 OPD yang hadir. Kami tidak menyiapkan apa pun karena memang ini dijembatani Baperida Madina,” katanya.
Nofa menjelaskan, si Jeges pada awalnya merupakan program inovasi yang hendak dilombakan dalam inovasi daerah Madina yang diikuti OPD. “Ternyata terpilih menjadi yang terbaik dan diikutkan dalam IGA,” terangnya.
Dia mengatakan, kedatangan Pemkab Karo akan menjadi keuntungan tersendiri bagi RSUD Panyabungan karena nilai si Jeges di Kementerian Dalam Negeri sebagai penyelenggara IGA akan naik. “Mereka ingin mereplika si Jeges di Karo karena di sana masyarakat lebih percaya dengan rumah sakit swasta,” terangnya.
Nofa menuturkan, kemunculan si Jeges merupakan hasil evaluasi dari penilaian masyarakat terhadap pelayanan di RSUD Panyabungan. “Katanya pelayanan kurang baik, perawat dan bidannya jutek. Jadi, kami ingin berbenah,” ujarnya.
Untuk diketahui, ini bukan kali pertama RSUD Panyabungan menjadi tempat studi banding bagi rumah sakit lain. Sebelumnya sudah pernah tiga rumah sakit sharing knowledge pengelolaan keuangan BLUD dan satu rumah sakit mempelajari penerapan sistem rujuk terpadu. (RSL)