Madina Darurat Maksiat

Panyabungan (HayuaraNet) – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Muhammad Nasir Nasution mengatakan saat ini kabupaten tersebut masuk kategori darurat maksiat. Hal ini dibuktikan dengan maraknya pemberitaan kriminal dan penyakit masyarakat.

Itu disampaikan Nasir saat menyampaikan tausyiah pada acara Pelantikan Pengurus Kecamatan Dewan Masjid Indonesia (DMI) di pelataran Masjid Agung Nur Alan Nur Aek Godang, Panyabungan, Jumat (13/10).

“Kita baca berita ada razia pekat dan hasilnya hampir tidak pernah kosong. Terus tempatnya itu-itu saja,” katanya.

Padahal, kata ketua MUI Madina, penegakan amar makruf nahi munkar merupakan salah satu cara untuk mendatangkan rahmat Allah SWT kepada satu kaum. “Selain memakmurkan masjid, hal lain yang dapat mendatangkan rahmat adalah penegakan amar makruf nahi munkar,” ujarnya.

Dia pun mengingatkan, mengundang para habaib dan ulama-ulama besar untuk memberikan tausyiah seharusnya dibarengi dengan perang terhadap maksiat. “Tidak ada gunanya mengundang habib atau ulama besar kalau maksiat masih merajalela,” tegasnya.

Nasir menerangkan, saat penanganan maksiat tak lagi menjadi prioritas bagi sebuah kaum, maka kedatangan azab Allah adalah sebuah keniscayaan. “Ketika azab turun yang kena bukan hanya pelaku maksiat, tapi juga orang-orang baik,” pesannya.

Dalam kesempatan itu, ketua MUI menekankan pentingnya memakmurkan masjid. “Kalau pengurus DMI ini benar-benar dioptimalkan, maka kemakmuran masjid di Madina akan menjadi sebuah keniscayaan. Semegah apa pun masjid kalau tidak ada yang memakmurkan, rahmat Allah tidak akan turun,” terang Nasir.

Selain itu, dia juga mengajak seluruh umat Islam untuk mendoakan muslim yang berjuang di Jalur Gaza, Palestina. “Kita bacakan qunut nazilah. Bukan hanya saat salat Jumat, tapi setiap waktu salat,” tutupnya.

Sebelumnya Bupati Madina yang juga merupakan Ketua DMI H. M. Jafar Sukhairi Nasution meminta segenap pengurus, baik di tingkat kabupaten maupun kecamatan, untuk mendorong keluarga dan masyarakat sekitar memakmurkan masjid.

Bupati Sukhairi ini menilai, kemegahan masjid-masjid di Bumi Gordang Sambilan berbanding terbalik dengan jumlah umat muslim yang memakmurkan tempat ibadah itu. “Jangan sampai masjid itu menjadi seperti monumen,” katanya.

Sukhairi menerangkan, DMI tak hanya fokus pada peningkatan jumlah jemaah yang datang ke masjid untuk beribadah, tapi juga menggerakkan ekonomi. “Di Mekkah itu perputaran ekonomi di sekitar masjid luar biasa. Di sini malah dicibir, itu waktu kami bangun lopo (warung kopi) itu,” jelas Sukhairi.

Lebih lanjut ketua DMI Madina menekankan pentingnya membayar zakat profesi. “Dengan zakat umat Islam akan lebih kuat,” pesannya. (RSL)

Mungkin Anda Menyukai