KPU: Tidak Ada Pengaruh Nilai Tertulis terhadap Nilai Wawancara

Panyabungan (HayuaraNet) – Ketua Divisi Sumber Daya Manusia Komisi Pemilihan Umum (KPU) Mandailing Natal (Madina) Muhammad Husein Lubis menjelaskan, tidak ada pengaruh nilai tes tertulis terhadap nilai wawancara peserta seleksi Panitia Pemungutan Suara (PPS).

Tes tertulis merupakan tes awal pengguguran pendaftar sehingga diperoleh tiga kali dari angka kebutuhan anggota PPS.

Hal itu disampaikan Husein menanggapi beragam komentar dan asumsi masyarakat terkait adanya beberapa hal yang dianggap janggal dalam penyeleksian badan ad hoc tersebut. Misalnya, ada peserta yang memperoleh nilai 22 saat tes tertulis, tapi lulus sebagai anggota PPS. Padahal ada peserta lain yang nilainya jauh lebih tinggi tidak lulus.

“Tes tertulis itu tahapan penyaringan peserta untuk masuk tiga kali angka kebutuhan. Itu adalah seleksi pengguguran dan tidak memengaruhi nilai wawancara,” katanya di Panyabungan, Senin (23/1).

Husein menerangkan, seleksi tertulis badan ad hoc pemilu tidak mengenal passing grade sehingga penentuan lulus hanya berdasarkan rangking penilaian.

“Tidak ada passing grade. Peserta yang masuk tiga kali angka kebutuhan akan mengikuti tes wawancara. Jadi, tidak ada persentase nilai tes tertulis untuk penentuan kelulusan sebagai anggota PPS,” ujarnya.

Lebih lanjut, Husein mengungkapkan, tes wawancara pun merupakan pengguguran untuk memperoleh dua kali angaka kebutuhan.

“Dari wawancara diperoleh dua kali angka kebutuhan, tiga teratas akan dilantik sebagai anggota dan tiga terbawah masuk daftar tunggu,” ungkapnya.

Untuk diketahui, materi wawancara dibagi dalam tiga jenis, yakni pengetahuan kepemiluan, jejak rekam, dan komitmen menjalankan tugas sebagai PPS. Nilai maksimal masing-masing materi adalah 100.

Surat Keputusan Hasil Seleksi Anggota PPS KPU Madina (Laman FB KPU Mandailing Natal).

Sebelumnya, hasil seleksi PPS yang diumumkan KPU melalui laman media sosial Fb KPU Mandailing Natal mendapat beragam komentar. Sebagian besar meluapkan kekecewaan karena menilai KPU tidak transparan, terutama hasil nilai wawancara yang tidak dipublikasi.

“Nilai tertulis dipaparkan KPU, nilai wawancara… Gimana cara penilaian pemenangnya Cok,” tulis akun Ferdiansyah.

Sementara akun Nasution Margana menyampaikan apresiasi, tapi diiringi pertanyaan terkait peserta dengan nilai terendah lolos sebagai anggota PPS.

“Apresiasi utk kpu yg setinggi2 nya atas perekrutan pps se kebupataen madina…yg jadi pertanyaan saya kenapa di kec puncak sorik marapi yg nilai terendah trus yg lolos..???? Mulai dari ppk sampai ke pps..??? Sementara rengking tertinggi gk pernah ada yg masuk,” tulisnya.

Komentar lain yang menarik perhatian adalah dari akun PapiChulo AR. Akun tersebut menilai di Madina orang pintar tidak berguna dibandingkan orang dalam. “Jadi di mandailing natal ini orng pintar gk berguna orang dlam baru berguna,” sebutnya diikuti dengan emotikon tertawa. (RSL)

Mungkin Anda Menyukai