Panyabungan (HayuaraNet) – Pelaksanaan karnaval di Kota Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut, pada Rabu (16/8) berlangsung meriah. Dibuktikan dengan antusiasme peserta meskipun dijemur sekitar dua jam akibat keterlambatan Forkopimda tiba di panggung kehormatan. Tak hanya itu, ribuan masyarakat juga memadati jalan protokol kota tersebut.
Kemeriahan bertambah dengan kehadiran sosok yang disebut-sebut sebagai ‘Gubernur Kotanopan’, H. Khoiruddin Nasution di panggung kehormatan bersama para pejabat tinggi di wilayah Madina. Bahkan, ayahanda Wakil Bupati Atika Azmi Utammi Nasution ini turut turun menyalami peserta yang lewat bak pejabat penting.
Entah dari mana asal sebutan ‘Gubernur Kotanopan’ itu, tapi yang pasti masyarakat Madina sudah banyak yang tahu ketika nama itu disebut. Maklum saja, Oji Khoir merupakan tokoh masyarakat di wilayah Kotanopan. Punya anak di DPRD Sumut dan putri seorang wakil bupati.
Kehadiran Oji Khoir di panggung kehormatan pun menjadi perbincangan masyarakat. Istilahnya kontroversi. Bermula dari postingan akun Facebook Yusnia Susanti Parinduri yang disebar di salah satu grup WhatsApp.
Pendiri Madina Care Institut Wadih Al Rasyid Nasution mengaku heran dengan kehadiran ayah wakil bupati di panggung tersebut. Dia bahkan bertanya ke banyak orang kapasitas dan jabatan pria tersebut dalam jajaran Pemkab Madina, tapi tak ada jawaban.
“Mungkin beliau dewan penasehat bupati,” katanya.
Maklum saja, Oji Khoir merupakan satu-satunya tokoh masyarakat yang duduk di panggung itu bersanding dengan pejabat-pejabat daerah ini. Selain, Oji Khoir dan istri, terlihat beberapa anaknya juga hadir di panggung kedua yang disiapkan untuk dharma wanita.
“Mungkin selama ini beliau tidak pernah turut serta atau terlihat dalam acara-acara daerah seperti acara karnaval perayaan hari ulang tahun Republik Indonesia kemarin, tapi saat Atika Azmi Utami Nasution menjadi wakil bupati Mandailing Natal, beliau memang tampak sering mengikuti acara-acara penting Kabupaten Mandailing Natal,” tulis Wadih menjawab pertanyaan beberapa wartawan, Kamis (17/8).
Wadih menerangkan, komentar yang dia sampaikan bukan bentuk tendensius kepada siapapun, termasuk wakil bupati maupun ayahnya. Dia menerangkan, alasan karena bentuk penghormatan Atika kepada orang tuanya tak bisa diterima karena para pejabat maupun kepala OPD yang duduk di panggung kehormatan juga ada yang orang tuanya masih hidup.
“Saya yakin kepala kepala dinas dan unsur Forkopimda yang ada di panggung itu juga ingin membawa orang tua atau keluarga mereka tapi mereka sadar kapasitas. Itu bukan panggung keluarga,” tegasnya.
Wadih menambahkan, semestinya wakil bupati tidak semestinya membawa orang tua dan keluarganya ke panggung kehormatan. Bukan karena tidak menghormati, tapi lebih kepada kapasitas orang-orang yang duduk di panggung itu.
“Tetapi, bapak Oji Khoir atau sosok yang berlobe putih dalam foto itu juga harus menyadari bahwa wakil bupati Atika Azmi Utami Nasution bukan lagi seorang anak kecil yang harus didampingi dan diawasi orang tuanya kapan pun dan di mana pun,” terangnya.
Pengurus PB HMI ini menilai sorotan masyarakat merupakan tamparan keras bagi wakil bupati. Dia menerangkan, semestinya mulai hari ini hingga berakhirnya masa jabatan Atika sebagai wakil bupati, maka Oji Khoir harus rela tidak ikut serta naik di panggung Forkopimda.
Secara regulasi, terang Wadih, tidak ada undang-undang yang dilanggar, tapi Atika harus mampu melepaskan diri dari bayang-bayang ketokohan ayahnya. Tak hanya itu, Wadih merasa masyarakat perlu mendapat jawaban terkait kapasitas Oji Khoir sehingga bisa duduk di panggung kehormatan karnaval, jasa yang bersangkutan dalam pembangunan Madina, dan jika hanya karena orang tua wakil lantas menjadi sebuah kepantasan berdiri di depan panggung melambaikan tangan kepada peserta selayaknya bupati.
“Mungkin jika pertanyaan-pertanyaan ini bisa dijawab, maka masyarakat tidak akan pernah mempertanyakan kehadiran sosok Haji Khoir di atas panggung kehormatan,” pungkasnya.
Sepanjang Madina berdiri, baru di masa pemerintahan sekarang orang tua dan keluarga kepala daerah turut serta masuk panggung kehormatan karnaval.
Ketua panitia karnaval Dollar Hafriyanto Siregar yang dikonfirmasi tak memberikan jawaban terkait kapasitas Oji Khoir duduk di panggung kehormatan. Kepala Dinas Pendidikan ini juga tak memberikan kejelasan keberadaan gerombolan keluarga Atika di panggung kedua.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Madina Martua Siregar juga tak menjawab konfirmasi wartawan terkait orang-orang yang mendapat undangan untuk duduk di panggung tersebut.
Sorotan terhadap keluarga wakil bupati Madina tidak hanya terkait kehadiran di panggung kehormatan, tapi juga dua keponakannya turut serta masuk Paskibra kabupaten. Selain itu, rutinnya pelaksanaan rapat atau kegiatan OPD di Ballroom Ladang Sari menjadi perhatian tersendiri selaras dengan mobil operasional BKPSDM Madina yang acap dipakai oleh kakak kandung Atika. (RSL)