Panyabungan (HayuaraNet) – Balai TNBG (Taman Nasional Batang Gadis) Kabupaten Mandailing Natal (Madina) menggelar acara Jumat Ceria sebagai sarana kumpul bersama (gathering) dan pembinaan pegawai. Acara dilaksanakan di Desa Sopotinjak, Kecamatan Batang Natal, Madina, Sumut, Jumat (24/11).
Kegiatan pembinaan yang dikolaborasikan dengan funwalk (jalan santai), senam bersama, ramah tamah, dan doorprize ini diikuti sekitar 80 orang TNBG meliputi seluruh pegawai kantor seksi pengelolaan dan resort pengelolaan wilayah taman nasional. Selain itu, turut hadir staf dan pejabat struktural dari Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah VIII Kotanopan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, KPH IX Panyabungan, tokoh masyarakat Desa Sopotinjak, dan masyarakat sekitar.
Kepala Balai TNBG Teguh Setiawan, S.Hut, MM, dalam arahannya menyampaikan kegiatan ini merupakan program rutin Balai TNBG. Tujuan pemilihan Desa Sopotinjak untuk mengenalkan desa tersebut kepada khayalak ramai sebagai salah satu destinasi wisata di Bumi Gordang Sambilan.
“Dengan panorama alam berupa pemandangan yang indah serta didukung oleh udara sejuk,” katanya.
Teguh menerangkan, Desa Sopotinjak merupakan penyangga TNBG dan memiliki akses mudah masuk ke dalam taman nasional karena dilintasi oleh jalan raya di Putusan Sopotinjak. Selain itu, giat ini juga untuk mempromosikan Kecamatan Batang Natal sebagai salah satu destinasi wisata kuliner.
“Suasana di ketinggian juga sejuk, hutan hujan asli, dan ketersediaan infrastruktur pendukung seperti Villa Tusam, café, rumah makan, dan lain-lain,” tambahnya.
Teguh berharap acara ini dapat mempererat silaturahmi antar pegawai Balai TNBG, KPH VIII Kotanopan, KPH IX Panyabungan, tokoh masyarakat Sopotinjak, dan masyarakat sekitar.
Acara ini juga diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian alam. Keberadaan alam yang indah dan lestari dapat mengundang pengunjung sehingga berdampak dalam peningkatan ekonomi masyarakat.
“Sehingga jargon Harangan Na Bagak, Koum Nami Ma Lagak (Hutan Lestari Masyarakat Sejahtera) dapat terwujud,” pungkas mantan PEH Ahli Balai Konservasi SDA Kalimantan Timur ini. (RSL)