Hujan Turun Alamat Anak Libur Sekolah

Batahan (HayuaraNet) – Meskipun Indonesia telah merdeka 77 tahun silam dan Mandailing Natal (Madina) telah berusia 23 tahun, warga Desa Trans Mini di Kecamatan Batahan masih berkutat soal pembangunan jalan yang tak kunjung tiba. Bahkan kondisi jalan penuh lumpur di kala hujan seringkali membuat anak-anak di desa ini harus libur sekolah.

Jalan yang melintasi desa kecil ini belum tersentuh aspal sebagaimana di Kota Panyabungan atau jalan lintas Natal. Jalan desa ini masih tanah. Maka, tak mengherankan ketika hujan turun jalan pun penuh lumpur. Bahkan di beberapa tempat terdapat kubangan.

Dalam kondisi musim seperti sekarang ini masyarakat di wilayah tersebut banyak yang cenderung mengurung diri akibat akses jalan yang sulit. Bahkan untuk sekadar membeli bahan makanan saja pun terkendala.

“Jangankan untuk kerja, untuk belanja keperluan masak di rumah saja tidak bisa,” ujar salah satu warga.

Warga di Desa Trans Mini ini sebenarnya tidak meminta pengaspalan sebagaimana di jalan-jalan utama di Bumi Gordang Sambilan. Bagi mereka, sedikit perhatian dari pemerintah saja agar jalan tersebut bisa dilalui di musim hujan sudah lebih dari cukup.

Kondisi Jalan yang Melintasi Desa Trans Mini, Kecamatan Batahan (Istimewa).

Kondisi memprihatinkan tersebut membuat Gerakan Aktivis Mahasiswa Pemuda Mandailing Natal se-Indonesia (GAMPMI) angkat bicara. Kebetulan, Ketua GAMPMI Pajarur Rohman dan beberapa rekannya baru melintas dan mengunjungi desa tersebut.

Fajar meminta Bupati Madina H. M. Jafar Sukhairi Nasution dan Wakil Bupati Atika Azmi Utammi Nasution memberikan perhatian kepada masyarakat di wilayah tersebut.

“Kami meminta janji-janji kampanye dan visi misi Bapak Bupati untuk bisa diwujudkan, terrkhusus di Kecamatan Batahan,” katanya kepada HayuaraNet, Senin (5/12).

Dia pun menegaskan akan terus mengawal kondisi dan situasi masyarakat yang terpaksa harus menikmati jalan tak layak pakai itu. “Kami mendukung Pemkab Madina untuk segera memberikan ‘kemerdekaan’ kepasa masyarakat Batahan,” pungkasnya.

Kondisi infrastruktur jalan yang jauh dari kata layak masih banyak ditemukan di wilayah Madina. Baru-baru ini masyarakat di Kecamatan Lingga Bayu dan Ranto Baek mengeluh keadaan serupa karena jalan yang mereka lintasi kerap tergenang lumpur saat musim hujan. (RSL)

Mungkin Anda Menyukai