Panyabungan (HayuaraNet) – Kondisi guru honor di Mandailing Natal yang belum menerima gaji dalam tujuh bulan terakhir dipandang akan menimbulkan dampak buruk berupa output pendidikan dan daya saing rendah.
Hal itu disampaikan Muhammad Amin Nasution, Selasa (01/8). Ketua LBH Al Amin ini penelantaran terhadap guru akan menimbulkan efek berkepanjangan, tidak hanya dalam satu atau dua tahun.
Dari sisi sosial ekonomi, jelas Amin, para orang tua yang mapan secara ekonomi akan memilih menyekolahkan anaknya di luar Madina karena kekhawatiran akan output yang rendah.
“Sekolah yang dipilih pasti dengan latar belakang yang bonafide dan berkualitas. Pertaruhannya mada depan anak,” sebutnya.
Sementara dari sisi ekonomi, keadaan tersebut akan mengakibatkan banyak uang dari Madina keluar dan berputar di daerah lain.
Secara sosial putra putri madina yang sekolah di luar Madina akan berkurang antusiasnya berkarier di Bumi Gordang Sambilan, terlebih bagi yang terikat secara emosional dengan daerah tempat dia menuntut ilmu.
Sebelumnya, banyak honorer yang mengeluhkan keterlambatan gaji mereka. Beberapa di antaranya bahkan mengaku terlilit utang. Keadaan ini pun menjadi dilema bagi para guru. Di satu sisi gaji tak keluar, di sisi lain SK P3K belum juga diterima.
Ani, salah satu honorer yang lulus P3K tahun 2022 lalu berharap Pemkab Madina segera menyerahkan SK P3K mereka agar ada kejelasan terkait gaji yang menjadi hal honorer.
Plt Kepala BKPSDM Madina Abdul Hamid Nasution mengatakan SK guru P3K akan diserahkan Agustus ini. Namun, dia tidak merinci tanggal pastinya.
“Pak bupati sudah selesai tandatangani, tinggal penyerahannya,” kata Hamid melansir MohgaNews. (RSL)