Muarasipongi (HayuaraNet) – Tokoh adat Tanah Ulu Muarasipongi Datuk Rimambang menilai untuk memajukan Kabupaten Mandailing Natal (Madina) dibutuhkan gagasan dan cara pandang baru. Untuk itu, dia pun menegaskan akan mendukung konsep Patujoloon Mandailing Natal, Standar Baru Kemajuan Daerah.
Hal itu disampaikan pria bernama asli Burhanuddin itu saat menerima kunjungan rombongan tokoh adat Mandailing di kediaman pribadinya, Kecamatan Muarasipongi, Sabtu (19/05) kemarin. “Bagi saya, untuk membangun Madina, memang harus pakai cara pandang dan strategi baru,” katanya.
Sebagai bentuk dukungan, Datuk Rimambang menegaskan akan turut berpartisipasi mengenalkan konsep tersebut kepada sejumlah tokoh dan masyarakat di wilayah Kecamatan Muarasipongi. Dia menilai, gagasan Patujoloon Mandailing merupakan persiapan menuju masa depan Bumi Gordang Sambilan yang jauh lebih baik.
Di sisi lain, Datuk Rimambang menilai konsep itu tidak membahas kemenangan kandidat tertentu dalam kontestasi Pilkada 2024, melainkan sebagai upaya untuk memetakan dan menyatukan semua kekuatan untuk bisa mengedepankan Madina sehingga menjadi kabupaten yang makmur dan masyhur.
Langkah awal sebagai bentuk dukungan terhadap gagasan itu, Datuk Rimambang menyatakan akan garis-garis besar dari konsep yang ditawarkan rombongan yang datang.
Dia menerangkan, masyarakat harus sadar bahwa memilih karena uang adalah langkah yang keliru. “Memilih, kan, bukan untuk dapat uang Rp100-200 ribu. Harusnya memilih itu tanpa embel-embel uang, melainkan karena ikut mendukung gagasan terbaik untuk masa depan anak-cucu,” tegasnya.
Sementara itu, Patuan Mandailing, H. Hasanul Arifin Nasution dan rombongan yang turut serta dalam safari politik putaran keempat menyampaikan dua hal. Pertama, agar Madina memiliki masa depan yang lebih baik dalam 10-20 tahun ke depan, Pembangunan Jangka Panjang (PJP) ke-2, dibutuhkan pemikiran besar.
“Gagasan besar itu sudah dikristalisasi sejak 5 tahun terakhir. Itu diberi judul Patojoloon Mandailing Natal, Standar Baru Kemajuan Daerah,” kata Patuan Mandailing.
Dia menambahkan, dalam satu tahun terakhir ini telah dilakukan pencarian untuk menemukan orang yang tepat menerapkan dan mewujudkan konsep itu.
Kedua, untuk mewujudkan konsep itu dibutuhkan dukungan penuh dari barisan harajaon sebagai pimpinan tradisional dan masyarakat secara umum. “Salah satu tuntutan di Patujoloon Mandailing Natal itu adalah dukungan total dari kita selaku masyarakat dan sekaligus sebagai harajaon,” jelasnya.
Dia menegaskan, gagasan itu menuntut masyarakat untuk siap mengubah mindset dan siap memberikan dukungan yang dibutuhkan. (rls)