Panyabungan (HayuaraNet) – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Mandailing Natal (Madina) kembali menuai sorotan, belum reda masalah penganggaran tes IQ, kali ini muncul indkisai pemaksaan terhadap sekolah untuk menganggarkan pembelian rebana senilai Rp9 juta untuk satu set.
Sama halnya dengan tes IQ yang kuat dugaan hanya akal-akal untuk memperkaya segelintir orang, pemaksaan pembelian rebana ini pun demikian, pasalnya harga yang ditawarkan jauh lebih mahal dibandingkan di banyak toko online. Selain itu, urgensi pengadaan rebana ini pun tidak jelas.
Salah satu kepala sekolah yang bertugas di wilayah Panyabungan mengatakan, urgensi pengadaan rebana tersebut tidak jelas, mengingat masih banyak hal yang perlu diprioritaskan dalam pengembangan sekolah maupun peningkatan penunjang pembelajaran.
“Urgensinya apa? Yang melatih siapa? Nanti pasti akan datang lagi perintah untuk menyediakan anggaran pelatih dan sosialisasi. Itu artinya beban tambahan untuk sekolah,” kata sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Dia menjelaskan, sampai saat ini belum ada ultimatum pembelian rebana, tapi arahan ke sana sudah mulai terlihat. “Biasanya satu hari sebelum barang sampai baru keluar ultimatum,” ujarnya, Selasa (16/5) malam.
Kepala sekolah tersebut menambahkan, ketika ultimatum keluar itu artinya tidak ada pilihan selain mengamini permintaan dari pejabat di Disdik Madina.
“Tidak bisa menolak, jabatan taruhannya. Itu juga makanya kalian (media-red) kesulitan memperoleh informasi,” jelasnya.
Senada dengan itu, salah satu amtenar di wilayah pantai barat Madina mengatakan beberapa sekolah telah ditetapkan harus membeli rebana tersebut. “Kalau sekolah besar, jumlah murid di atas 100 orang harus beli rebana,” ungkapnya.
Mengingat tidak semua sekolah harus membeli, menimbulkan pertanyaan urgensi pengadaan rebana yang harganya di luar rata-rata yang ditawarkan banyak toko. “Kalau ini prioritas dan penting untuk peningkatan pendidikan, kenapa tidak semua sekolah harus membeli,” terang pria yang mengabdi di daerah pedalaman pantai barat ini.
Sementara, kepala sekolah lain di wilayah Mandailing Jae melihat pengadaan rebana ini hanya akal-akalan untuk kepentingan orang-orang tertentu. “Sebagai kepala sekolah saya keberatan, tapi tidak bisa menolak. Pejabat di dinas itu tak akan kasih ampun kalau ditolak,” terangnya.
Kepala sekolah lain di Panyabungan mengaku belum mendapat perintah pengadaan alar rebana, tapi dia sudah mendengar isu tersebut. “Itu sudah dari tahun lalu dan kami belum menerima arahan ke sana,” jelasnya.
Dari keterangan beberapa kepala sekolah yang berhasil dihubungi itu, diketahui pengadaan rebana ini memberatkan keuangan sekolah. Selain harga yang lebih mahal, beberapa item lain juga dipaksakan pejabat di Disdik Madina masuk dalam RKAS.
“Tes IQ sudah berapa? Belum lagi pengadaan buku pelajaran, charging laptop kabinet yang harganya belasan juta, buku Ramadan, tambah lagi ini rebana,” terang salah satu dari mereka.
Terkait buku pelajaran, mereka menyampaikan tahun lalu sudah memesan buku dengan harga Rp85 ribu per eksemplar, tapi tahun ini wajib dianggarkan lagi sesuai perintah dari Disdik Madina dengan harga sekitar Rp125 ribu.
“Tahun lalu dipesan ke rekanan dan janji tahun ini dibayar, tapi Disdik memaksakan masuk buku serupa. Bukunya sama, tapi harga berbeda. Sudah itu kata salah satu pejabat, mereka tidak peduli dengan pembayaran buku tahun lalu, yang penting buku dari dinas harus dibeli,” jelas kepala sekolah yang baru menjabat beberapa tahun ini.
Terkait pengadaan rebana tersebut, Plt. Kadisdik Madina Dollar Hafriyanto yang dikonfirmasi sejak tadi pagi, Rabu (17/5), sampai berita ini dilansir tidak memberikan jawaban meskipun pertanyaan konfirmasi itu telah dibaca yang bersangkutan. Termasuk jenis dan model rebana sehingga harganya jauh lebih mahal.
Patut diketahui, dari beberapa toko online yang dicek redaksi, harga rebana hanya ada dikisaran Rp1-3 juta. Artinya, kenaikan harga sekitar 200 persen dari yang ada di pasaran.
Untuk pihak yang ditengarai menginisiasi pengadaan rebana ini belum dapat dipastikan. Meski demikian informasi yang diperoleh dari sumber terpercaya, pihak yang menjadi panitia pengadaan ini adalah sosok yang pernah terlibat dalam pelaksanaan bimtek kepala desa sekitar dua tahun lalu. (RSL)