Dampak Kenaikan Harga BBM, Ongkos Angkutan Pedesaan Naik 25 Persen

Panyabungan (HayuaraNet) – Dampak kenaikan harga BBM langsung dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Per hari ini, Senin (5/9) ongkos angkut desa naik 25 persen dari sebelumnya.

Mengutip Malintang Pos Online, kenaikan ini berlaku sementara sembari menunggu tarif resmi dari pemerintah dan upaya mengantisipasi rencana sopir angkutan pedesaan melakukan mogok kerja.

“Untuk mengantisipasi itu, saya undang direksi dan mandor angdes (angkutan pedesaan) untuk rapat. Kami sepakat menaikkan ongkos sebesar 25 persen dari ongkos sebelumnya,” jelas Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Madina Palit.

Kadis Perhubungan Madina Adi Wardana yang dihubungi media menyebutkan, pihaknya belum menetapkan tarif resmi karena masih menunggu hasil rapat organda.

“Ternyata Organda telah rapat tadi, tapi hasilnya belum disampaikan kepada Dinas Perhubungan. Kita tunggu sampai besok hasil rapatnya,” ujar Adi Wardana.

Setelah menerima hasil rapat organda, Dinas Perhubungan akan melakukan rapat bersama DPRD untuk menentukan tarif resmi angkutan pasca-kenaikan harga BBM.

“Insyaallah, Selasa atau Rabu kita akan bicarakan dengan organda serta bersama dengan DPRD soal ongkos transportasi di Mandailing Natal,” terangnya.

Untuk diketahui Presiden Joko Widodo secara resmi mengumumkan kenaikan harga BBM, Sabtu (3/9) dengan rincian harga Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter.

Kemudian harga Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter dan harga Pertamax dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter. (RSL)

Mungkin Anda Menyukai