Simalagi (HayuaraNet) – Bupati Mandailing Natal (Madina) H. M. Jafar Sukhairi Nasution dan beberapa kepala organisasi perangkat daerah (OPS) berbelanja sepatu di Desa Simalagi, Kecamatan Hutabargot, Rabu (08/11). Bupati memilih desa tersebut bukan karena ada pasar atau mall, melainkan lima warga di sana sedang belajar membuat sepatu kulit.
Nah, produksi sepatu hasil karya anak Desa Simalagi itu yang dibeli orang nomor satu di Pemkab Madina. Langkah ini merupakan bentuk dukungan langsung pemerintah dalan menyokong pengembangan ekonomi kreatif yang bersumber dari dana desa itu.
“Sepatu ini hasil buah tangan anak Desa Simalagi. Pelatihan ini nantinya, insyaallah, akan meningkatkan ekonomi masyarakat, khususnya warga desa sini,” kata ketua DPW PKB Sumatera Utara itu.
Melihat hasil kerja dan peluang ekonomi yang bagus, Bupati Sukhairi berpesan agar desa-desa lain melakukan hal serupa. “Ini bentuk ekonomi kreatif dengan peluang yang cerah,” sambungnya.
Bupati menilai, sepatu hasil karya anak Desa Simalagi itu secara kualitas dan harga bersaing dengan produk di pasaran. Untuk itu dia pun memastikan Pemkab Madina akan melakukan pendampingan agar usaha pembuatan sepatu itu berkembang. “Pemda akan melakukan pendampingan, baik itu mutu maupun keindahan desain,” jelasnya.
Sementara itu Camat Hutabargot Miswar Husin Pulungan menjelaskan, pelaksanaan pelatihan pembuatan sepatu kulit di Desa Simalagi sebenarnya pernah dilaksanakan pada 2019 lalu. “Tapi, saat itu produksinya tidak berjalan dengan baik karena pademi Covid-19,” terangnya.
Miswar mengaku mengapresiasi usaha pembuatan sepatu kulit itu dan pemerintah kecamatan akan memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk pengembangan usaha tersebut.
Kepala Desa Simalagi Muhammad Dahlan Pulungan mengucapkan terima kasih atas atensi dan kesediaan Bupati Sukhairi mengunjungi tempat pelatihan itu. “Kami bangga dikunjungi Pak Bupati. Ini bukti Pemkab Madina mendukung kegiatan ini,” katanya.
Sama seperti sebelumnya, Dahlan berharap pelatihan sepatu yang diinisiasinya mendapat perhatian dari pemerintah daerah. “Seperti yang sering saya bilang, kami tidak usah dulu dibantu dengan anggaran. Sepatu ini saja dulu dibeli. Alhamdulillah, Pak Bupati sudah memulai, semoga pejabat lain mngikuti,” harapnya.
Pelatihan pembuatan sepatu ini baru memasuki pekan kedua. Sesuai rencana, pelatihan akan berlangsung selama satu bulan sebelum dilakukan evaluasi terhadap hasil kerja peserta. “Apabila masih dibutuhkan, kami akan tambah satu bulan lagi dengan harapan minimal ada satu yang mahir,” kata Dahla saat membuka pelatihan ini beberapa hari lalu. (RSL)