Panyabungan (HayuaraNet) – Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Muhammad Irwansyah Lubis meminta pemerintah fokus pada substansi persolaan yang menyebabkan warga Singkuang I, Kecamatan Muara Batang Gadis, berunjuk rasa di depan perkebunan milik PT Rendi Permata Raya.
Hal ini dikatakan Irwansyah menanggapi penilaian bupati yang menyebut aksi warga itu ditunggangi atau dipolitisasi pihak-pihak tertentu.
“Saya tidak berpikir sampai ke sana. Kalau sudah urusan ranah publik tak akan bisalah terhindarkan dari urusan politik” katanya, Kamis (30/3) malam.
Anggota DPRD Madina periode 2009-2014 ini menerangkan, hal terpenting saat ini adalah bagaimana pemerintah, perusahaan dan masyarakat mencari jalan tengah agar polemik yang terjadi tidak berlarut-larut. Apalagi warga Singkuang I telah berunjuk rasa sampai belasan hari.
“Harus segera ada win win solution agar semua pihak merasa kemauannya terakomodasi. Hak warga dan kewajiban perusahaan terpenuhi,” ujarnya.
Dia menambahkan, semestinya ada jaminan langsung dari pimpinan PT Rendi terkait kesediaan perusahaan membangun kebun plasma bagi masyarakat. “Bukan disampaikan melalui administratur atau utusan lainnya” tamba ketua PPP Madina ini.
Menurut alumni Fakultas Hukum Universitas Medan Area ini, hal utama yang harus dipecahkan adalah kebuntuan komunikasi karena selama ini mediasi dan rapat yang dilaksanakan berujung buntu (deadlock).
“Jiika terjadi kebuntuan, itu tidak boleh dibiarkan berlama-lama,” terangnya.
Irwansyah pun menyarankan agar para pihak bersengketa ada yang mengalah sehingga pembicaraan tingkat lanjut pembangunan kebun plasma terjadi. “Istilah lapangannya, kalah sedikit tapi bisa menang banyak,” pungkas mantan aktivis HMI ini.
Sebelumnya, pada konferensi pers yang digelar Pemkab Madina, Rabu (29/3), Bupati H. M. Jafar Sukhairi Nasution menyebut ada pihak-pihak yang menunggangi aksi di Singkuang sehingga solusi yang ditawarkan tidak terealisasi.
“Sepanjang ini ada, konsep sebagus apa pun tidak akan masuk,” katanya.
Patut diketahui, hingga hari ini, Jumat (31/3), warga Singkuang I telah berunjuk rasa menuntut hak plasma selama 11 hari. Dalam jangka waktu tersebut beberapa warga dikabarkan ada yang jatuh sakit. (RSL)