Bantuan RTLH untuk 3 Warga Nagajuang Dibangun Tahun Ini

Panyabungan (HayuaraNet) – Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Rully Andri memastikan tiga dari sembilan warga Kecamatan Nagajuang yang ditetapkan sebagai penerima bantuan RTLH (Rumah Tak Layak Huni) tahun 2022 lalu akan direalisasikan tahun ini.

Hal itu disampaikan Rully saat menjawab konfirmasi HayuaraNet di Panyabungan, Selasa (17/10). “Selambat-lambatnya awal November sudah dikerjakan,” katanya.

Rully menambahkan, untuk enam warga lain akan direalisasikan tahun depan. “Insyaallah yang enam lagi kami realisasikan tahun 2024,” ujarnya.

Terkait proses pembangunan yang tiga rumah itu, Rully mengungkapkan saat ini masih tahap administrasi. “Sekarang lagi proses peng-SK-an,” tutupnya.

Namun, dia tak merinci alasan pembangunan tahun ini hanya untuk tiga kepala keluarga.

Kepala desa terpilih Desa Sayurmatua, Kecamatan Nagajuang, Panangian Nainggolan mengaku beberapa waktu lalu Kadis Perkim Rully dan fasilitator RTLH Madina Parlin berkunjung ke Nagajuang untuk proses realisasi.

Dia menceritakan, dari pertemuan itu kadis Perkim memutuskan akan merealisasikan pembangunan bagi tiga calon penerima.

Sebelumnya diberitakan, Program Bantuan RTLH dari Dinas Perkim Madina tahun anggaran 2022 di Kecamatan Nagajuang disebut hanya omong kosong atau janji palsu. Pasalnya, dari sembilan penerima yang telah diverifikasi dinas terkait sejak tahun lalu di kecamatan tersebut sampai hari ini belum terealisasi. Akibatnya pejabat pemerintahan desa sebagai fasilitator merasa kecewa dan malu kepada masyarakat.

“Masyarakat penerima sengsara dan ini juga mencoreng nama baik bupati yang berujung pada ketidakpercayaan kepada pemerintah daerah,” kata Kasi Pemberdayaan Desa Nurali Pasaribu di Desa Sayurmatua, Nagajuang, Madina, Sumut, Jumat (22/9).

Nurali menerangkan, usulan penerima bantuan RTLH telah beberapa kali diajukan, tapi baru tahun anggaran 2022 ada tindak lanjut berupa verifikasi. Dia menceritakan, setelah verifikasi data dan dipastikan sembilan orang terpilih sebagai penerima. “Penerima dikumpulkan dan disuruh untuk membuka rekening Bank Sumut dan itu sudah selesai dalam tiga hari,” lanjutnya.

Setelah itu, perwakilan penerima dibawa untuk survei toko. “Lalu kata mereka ada swadaya sehingga warga penerima harus bisa mengadakan pasir dan batu,” ujarnya.

Untuk bisa membeli pasir dan batu itu, masyarakat ada yang terpaksa harus meminjam. “Ada yang minjam di koperasi simpan pinjam yang pakai bunga. Sekarang pasir itu sudah rata dengan tanah, bangunan tak kunjung datang,” tegasnya. (RSL)

Mungkin Anda Menyukai