Panyabungan (HayuaraNet) – Untuk warga Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut, diminta untuk lebih berhati-hati dalam menyahuti permintaan yang mengatasnamakan pejabat melalu aplikasi perpesanan WhatsApp. Terlebih ada permintaan uang atau materi lainnya.
Pasalnya, hari ini, Senin (29/04), ada nomor baru dengan foto profil Kadis PUPR Madina Elpi Yanti Harahap. Dalam tangkapan layar percakapan yang diterima redaksi, nomor tersebut menyampaikan adanya bangunan yang diterima desa. Untuk memuluskan pembangunan itu, pihak penerima diminta mengirimkan sejumlah uang ke rekening bank atas nama Muhammad Raddoni.
Elpi Yanti pun meminta setiap pihak yang menerima permintaan serupa untuk tidak diladeni dan sesega mungkin melakukan pengecekan ke Dinas PU atau menghubungi dia secara langsung. “Saya tidak ganti nomor. Jadi, kalau ada yang mengatasnamakan saya dengan nomor baru, mohon untuk konfirmasi ke saya atau langsung mendatangi kantor PUPR,” katanya.
Dia menduga percobaan penipuan ini dilakukan oleh sekelompok orang karena ada nomor lain yang mengaku sebagai pejabat di Dinas PUPR Provinsi Sumut. “Ini yang saya takutkan karena ada nomor lain yang mengaku sebagai orang Dinas PU provinsi. Caranya sangat meyakinkan,” ujarnya.
Dia pun menyampaikan bahwa setiap pembangunan yang berhubungan dengan Dinas PUPR Madina akan terlebih dahulu dilakukan pengecekan lokasi dan yang turun langsung adalah pegawai di dinas tersebut. “Kami pasti turun ke lokasi kalau ada perencanaan pembangunan. Bukan melalui WA,” tegasnya.
Dia pun menyampaikan kepada seluruh masyarakat, utamanya kepala desa, agar berhati-hati terhadap orang-orang yang mengatasnamakan pejabat tertentu lewat pesan WA. “Saya sampaikan bahwa nomor tersebut bukan milik saya dan semua kerugian yang terjadi akibat dari itu di luar tanggung jawab saya,” jelasnya.
Redaksi HayuaraNet telah mencoba mencari tahu pemilik nomor yang mengaku sebagi kadis PUPR Madina dan kabid PUPR Provinsi Sumut dengan aplikasi pengenal kontak, tetapi informasi pemilik nomor tidak dipublikasikan.
Percobaan penipuan dengan iming-iming bangunan belakangan marak terjadi. Biasanya pelaku akan menghubungi korban lewat telepon atau aplikasi WhatsApp dan disuruh untuk melakukan koordinasi dengan seseorang yang disebut jabatannya lebih tinggi dari si penelepon. Tujuannya adalah menguras materi korban. (RSL)