Panyabungan (HayuaraNet) – Lahir dan tumbuh di desa bukan satu halangan untuk berbuat bagi masyarakat. Tak penting dari mana berasal, selama bisa memberikan manfaat bagi orang lain tetap satu keistimewaan. Itulah sedikit gambaran Roni Moranda Matondang. Pria yang akrab disapa Roni memang lahir dan tumbuh di desa, tapi niatnya untuk membantu sesama tak pernah pudar.
Dalam pergaulan, sekretaris umum BPC HIPMI Madina dikenal sebagai sosok yang gemar menolong. Dia tak berpikir panjang untuk membantu kawan-kawannya. Pun di tengah-tengah masyarakat, Roni dikenal sebagai orang yang senang membantu. Tak jarang mobilnya digunakan, bahkan dia sering turut serta, mengantar warga yang hendak berobat baik itu ke Panyabungan maupun ke wilayah Sumatera Barat.
Lahir di Desa Batu Loting tahun 1994 silam, Roni tumbuh menjadi salah satu tokoh pemuda, tidak hanya di Kecamatan Lingga Bayu, tapi juga Madina. Ini terbukti dengan beberapa posisi strategis yang ditempatinya dalam lintas organisasi, seperti wakil ketua Kadin Madina, ketua ISSI Madina,dan bendahara umum Syarikat Islam.
Sebagai pemuda yang kenyang asam garam organisasi, Roni paham pentingnya keberadaan partai politik. Hal itu pula yang mendorong dirinya masuk partai. Lulusan MAN Simpanggambir memilih masuk Partai Golkar dan kini menjabat sebagai wakil sekretaris Bidang Ekonomi dan UMKM.
Meski begitu, suami dr. Uli Agustina ini tidak serta merta hanya fokus pada bisnis dan politik. Justru dia lebih dikenal sebagai pemuda yang aktif dalam memajukan olahraga motor cross di Madina. Baru-baru ini dia menyelenggarakan Natal Motorcross & Grastrack bertajuk Kapolres Madina Cup. Suksesnya acara ini tak lepas dari kepiawaiannya dalam memanajemen tim dan memilih orang yang tepat sebagai panitia.
Sikap kepemimpinan begitu menonjol dalam diri pria yang melepas masa lajang tahun lalu ini. Dia tak segan-segan melarang atau menegur orang yang salah. Terlebih anak-anak muda di kampungnya. Baginya, generasi muda yang paham mana yang benar dan mana yang salah akan menjanjikan masa depan cemerlang.
Semua kapsitas itu tak lepas dari dukungan dan didikan keluarga. Roni memang dididik oleh orang tua yang mengerti kehidupan dan kemanusiaan. Maka, julukan anak guru dari desa pun melekat pada dirinya. Itu pula yang terlihat setelah ayahandanya meninggal. Praktis sejak saat itu, dia bisa disebut sebagai tulang punggung keluarga. Peran itu dijalankan dengan baik, termasuk memastikan adiknya mengecap pendidikan di perguruan tinggi.
Sebagai orang yang bergabung dengan partai politik, Roni pun tak menutup kemungkinan untuk terjun dalam pesta demokrasi. Tahun ini kabarnya dia turut menjadi salah satu calon legislatif dari Partai Golkar. Dalam satu kesempatan, dia menyampaikan hal yang menjadi concern-nya adalah kesehatan dan pendidikan. Menurutnya, dengan duduk di kursi legislatif akan lebih mudah membantu masyarakat.
“Sarjana di sini (wilayah Lingga Bayu-red) masih sedikit, saya ingin mendorong lulusan setingkat SMA agar lebih banyak yang kuliah,” katanya beberapa waktu lalu.
Dalam perbincangan waktu itu, Roni memaparkan dorongan tersebut bukan semata motivasi atau tindakan verbal. Melainkan akan diwujudkan dalam tindakan nyata dengan memanfaatkan kuasa yang diberikan konstitusi nantinya sebagai wakil rakyat di parlemen. Roni berharap langkahnya dalam berpolitik tidak hanya didukung oleh keluarga, tapi juga kolega, masyarakat dan terutama Allah Tuhan Yang Maha Esa. (*)
*Tulisan ini telah lebih dahulu terbit di Koran Beritahuta Edisi 4 dengan judul Roni Moranda Matondang: Anak Guru dari Desa.