Purba Baru (HayuaraNet) – Aek Singolot yang mengalir melintasi Desa Purba Baru, Kecamatan Lembah Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) meluap dan menghanyutkan puluhan pondok santri Pesantren Musthafawiyah yang berada di bantaran sungai tersebut, Rabu (20/12) malam sekitar pukul 21.00 WIB.
Kepala Desa Purba Baru Asran mengatakan, kejadian ini merupakan yang terparah sepanjang pengetahuannya. Meski demikian belum ada laporan adanya korban jiwa atau santri yang hanyut. “Di belakang rumah ini ada puluhan pondok santri dan musala, itu hanyut semua. Terus di hilir ada satu rumah warga yang juga terdampak,” katanya.
Asran menuturkan, tingginya debit air akibat hujan deras selepas Magrib ditengarai menjadi penyebab banjir. “Ini sudah mulai surut. Tadi tinggi air satu meter lebih dari posisi sekarang,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Madina Mukhsin Nasution yang ditemui di lokasi mengaku pihaknya langsung bergerak menuju Desa Purba Baru begitu mendapatkan informasi adanya banjir. “Kami dan Basarnas langsung ke lokasi untuk melakukan evakuasi santri yang ada di seberang sungai,” katanya.
Mukhsin menambahkan, pihaknya masih melakukan pendataan jumlah pasti pondok yang terbawa arus sungai. “Kami masih fokus mengevakuasi santri sebelum dilakukan pendataan untuk memperoleh data pasti, kami taksir sekitar 30 pondok hanyut,” tuturnya.
Tim BPBD dan Basarnas, jelas Mukhsin, akan tetap berada di lokasi untuk melakukan pemantauan. “Kami rencana akan di sini sampai pagi sembari melakukan pendataan bersama pihak pesantren,” terangnya.
Terkait korban jiwa, Mukhsin belum bisa memastikan. Namun, sampai berita ini dilansir hanya ada satu santri yang dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan karena wajahnya tergores seng pondok saat berupaya menyelamatkan diri. “Kami masih menunggu pendataan dari pesantren karena mereka yang mengetahui jumlah santri,” tutupnya.
Sedangkan Zuhri Mustafa Nasution, mewakil pesantren menerangkan telah dilakukan evakuasi santri yang pondoknya hanyut. “Itu sudah kami arahkan ke lokal yang di sana. Para guru juga sudah ada di sini untuk membantu,” tuturnya.
Berdasarkan keterangan sementara, kata Zuhri, belum ada laporan santri yang hilang atau hanyut. “Alhamdulillah, sampai sekarang belum ada laporan, itu makanya santri yang bermukim di Banjar Manggis dikumpulkan dulu,” sebutnya.
Dia berharap Aek Singolot yang sempat meluap secepatnya surut dan normal sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua santri, para santri, dan masyarakat. “Kita doakan agar sungai surut,” harapnya.
Wakil Bupati Atika Azmi yang turun langsung ke lokasi mengatakan pemerintah untuk sementara masih tahap peninjauan dan pendataan dengan harapan tidak ada korban jiwa. “Kurang lebih 30 unit pondok santri hanyut. Kami mengajak masyarakat untuk sama-sama berdoa tidak ada korban jiwa. Kalau kerugian materil tentu bisa diatasi,” katanya, Kamis (21/12) dini hari.
Dengan kondisi cuaca seperti ini, wabup berharap masyarakat yang berada di sekitar bantaran sungai untuk waspada. “Termasuk yang berada di muara sungai ini, bukan hanya masyarakat Purba Baru dan santri,” sebutnya.
Salah satu desa yang menjadi perhatian wabup di tengah intensitas hujan seperti saat ini adalah Desa Muara Batang Angkola di Kecamatan Siabu yang merupakan muara sungai. “Kami mengajak masyarakat berdoa, mudah-mudahan kita diberikan keselamatan,” harapnya.
Terhadap para santri, dia mengaku telah berkoordinasi dengan pihak pesantren agar disampaikan imbauan sehingga tidak ada yang mendekati aliran sungai.
Pantauan di lokasi, ribuan santri turun ke jalan untuk memastikan rekan-rekannya yang ada di Banjar Manggis selamat. Bahkan, masjid pesantren itu sempat dipenuhi santri karena dijadikan tempat evakuasi sementara beberapa santri yang pondoknya hanyut. (RSL)