Panyabungan (HayuaraNet) – Koalisi Mahasiswa Anti Penindasan (Komandan) Mandailing Natal (Madina) menggelar unjuk rasa di kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Madina, Kompleks Perkantoran Payaloting, Desa Parbangunan, Panyabungan, Jumat (17/3). Dalam aspirasinya, mereka meminta kadisdik mundur.
Aksi unjuk rasa ini dilatarbelakangi maraknya indikasi pungutan liar (pungli) dalam penetapan daftar guru yang akan diangkat sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Isu itu, kata Koordinator Aksi Feri Laso, telah mencoreng nama baik instansi dan Pemkab Madina secara umum.
“Jika Praktik KKN jadi budaya, maka rakyat akan sengsara,” katanya sesuai rilis yang diterima HayuaraNet, Sabtu (18/3).
Senada dengan itu, Koordinator Lapangan Robi Nasution mengutarakan, jika benar terjadi pungli dalam penetapan guru yang akan diangkat sebagai PPPK berarti telah terjadi pelanggaran terhadap undang-undang.
Dia menilai, Dinas Pendidikan merupakan cerminan dari masa depan generasi daerah ini. “Kalau dinasnya korup, besar kemungkinan generasi mendatang tidak akan terdidik dengan baik,” ujarnya.
Kedatangan mahasiswa di kantor Dinas Pendidikan tidak ditanggapi oleh pejabat terkait, termasuk kadisdik. Bahkan, sesuai keterangan pengunjuk rasa, pegawai yang hadir di kantor pada saat itu hanya beberapa honorer meskipun masih di tengah jam kerja.
Usai dari kantor Disdik, pengunjuk rasa bertolak ke kantor bupati Madina dengan tuntutan yang sama. Kali ini, kedatangan mahasiswa diterima oleh Sekdakab Alamulhaq Daulay.
Di hadapan sekda, mahasiswa menyampaikan lima tuntutan. Pertama, meminta Bupati H. M. Jafar Sukhairi Nasution mengevaluasi kinerja kadisdik. Kedua, meminta bupati mencopot jabatan kadisdik dari Dollar Hafriyanto karena kuat dugaan terjadi pungli PPPK.
Ketiga, meminta kadisdik mengundurkan diri karena sesuai penilaian mahasiswa telah terjadi kelalaian dalam menjalankan tugas. Keempat, meminta kadisdik mengklarifikasi dugaan pungli penetapan PPPK. Terakhir, meminta kajari Madina memanggil kadisdik terkait dugaan tersebut.
Menjawab tuntutan mahasiswa, Alamulhaq mengaku sudah paham maksud kedatangan pengunjuk rasa dan akan menyampaikannya kepada bupati dan wakil bupati.
Usai menerima jawaban dari sekda, pengunjuk rasa bubar dengan tertib. (RSL)