Panyabungan (HayuaraNet) – Lima (5) bulan jelang Desember 2023, progres pembangunan Bandara Abdul Haris Nasution di Kecamatan Bukit Malintang, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut, masih di angka 46 persen. Selain bandara, saat ini pengerjaan akses drainase, pagar, dan timbunan juga sedang berlangsung.
Hal itu disampaikan Manajer Proyek Raharjo kepada media di sela-sela kunjungan Ketua Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) Todung Mulya Lubis di lokasi, Jumat (28/7).
Raharjo berkeyakinan proses pembangunan bandara akan selesai tepat waktu. Untuk mencapai itu pihaknya menambah peralatan demi mempercepat proses pengerjaan.
Kedatangan Todung Mulya Lubis ke bandara tersebut merupakan bagian dari upaya percepatan pembangunan di Madina. Todung disebutkan berkunjung untuk memastikan pengerjaan selesai pada Desember 2023.
“Progresnya cukup bagus sesuai dengan timline yang sudah disepakati. Insyaallah Desember 2023 selesai 100 perseb, baik terminal maupun landasan pacu,” kata mantan duta besar Indonesia untuk Norwegia ini.
Pria kelahiran Muara Botung ini menyampaikan bandara dijadwalkan beroperasi Maret 2024, tapi akan diupayakan lebih cepat. “Jadi, Maret 2024 pesawat bisa datang dan pergi dari sini, tapi akan diusahakan lebih cepat lagi,” ujar lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini.
Todung menambahkan, masih ada beberapa proses persyaratan yang harus dipenuhi. “Itu akan kami coba lebih dipercepat,” tambahnya.
Penerima Doctor of Juridical Science (SJD) dari University of California ini mengungkapkan akan bicara dengan Kementerian Perhubungan. “Yang pasti Lion Air sudah siap untuk mendatangkan pesawatnya ke sini, mungkin dua kali dalam satu hari bisa terbang,” sebutnya didampingi Irwan H. Daulay.
Todung juga menyebutkan ketika bandara ini beroperasi akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Madina secara signifikan. “Mudah mudahan ini akan menjadi kontribusi yang positif buat pembangunan Madina secara umum, dan bisa membawa lebih banyak investor untuk masuk ke sini,” harapnya.
Di luar itu, patut diketahui PAD yang diterima Pemkab Madina untuk tahun 2022 lalu dari pembangunan bandara yang menelan biaya ratusan miliar rupiah ini hanya Rp48.602.500. Pajak mineral bukan logam itu datang dari PT Lansekap Permata Nusantara. (RSL)